Denpasar, Bali Tribune
Memasuki pemberlakuan era Masyarakat Ekonomi Asean (MEA), SDM Bali mau tidak mau harus meningkatkan daya saingnya, terutama bagi mereka yang berkecimpung dalam dalam dunia usaha dan menggerakkan ekonomi kerakyatan. Demikian disampaikan wakil Gubernur Bali, Ketut Sudikerta, dalam sambutannya pada acara pembukaan Diklat Peningkatan Kapasitas SDM Koperasi Usaha Mikro Kecil dan Menengah Provinsi Bali di Gedung Wiswa Sabha Utama, Kantor Gubernur Bali, pada Jumat (10/6).
Menurutnya, sudah kewajiban pemerintah juga dalam memperdayakan SDM Koperasi dan UMKM untuk melakukan program seperti pelatihan ini. “Melalui pelatihan ini, saya harap para pelaku koperasi dan UMKM bisa semakin meningkat daya saing, terutama menghadapi persaingan global dewasa ini, dan saya ingin semua masyarakat siap bersaing dengan SDM dari luar negeri,” imbuhnya.
Selain itu, Sudikerta juga berharap para pelaku koperasi dan UMKM bisa sebagai penstabil kondisi ekonomi di tengah melambatnya pertumbuhan ekonomi akibat melemahnya nilai rupiah. Dia menekankan sudah seharusnya Koperasi dan UMKM tidak begitu kena imbas karena sudah menggunakan bahan baku lokal dalam proses produksinya, sehingga bisa menekan biaya produksi.
“Dengan menggunakan produk lokal sudah menjadi poin plus kita karena disamping menumbuhkan ekonomi lokal juga bisa menekan biaya produksi, jadi seharusnya para peserta di sini sudah sangat siap bersaing,” imbuhnya. Selain itu, dia juga menyadari bahwa masih banyak permasalahan yang dijumpai dalam pemberdayaan koperasi dan UMKM. Persoalan tidak hanya akan selesai dengan pengadaan diklat saja, namun juga diperlukan penataan kebijakan atau regulasi yang lebih mendukung upaya pemberdayaan ekonomi kerakyatan melalui perda.
Dia juga berharap, pemberdayaan Koperasi dan UMKM Bali secara terpadu dan berkelanjutan diharapkan mampu menyelaraskan struktur perekonomian Bali, mempercepar pertumbuhan ekonomi, mengurangi pengangguran dan menurunkan tingkat kemiskinan. “Ke depan saya harap semakin banyak tumbuh wirausahawan Bali, untuk menopang ekonomi Bali khususnya yang berbasis kerakyatan,” pungkasnya.
Sejalan dengan Sudikerta, kepala Dinas Koperasi Usaha Kecil dan Menengah Provinsi Bali, I Dewa Nyoman Patra, yang sekaligus ketua panitia acara ini menyampaikan bahwa pelatihan ini diadakan dalam rangka peningkatan kapasitas SDM pengelola menjadi lebih kompeten di bidangnya. Acara pada pagi ini juga menurutnya adalah kolaborasi dengan Kementrian Koperasi dan Usaha Kecil dan menengah RI, karena sesuai dengan komitmen pemerintah pusat dan daerah dalam meningkatkan daya saing koperasi dan UMKM.
Patra juga berharap, melalui pelatihan yang dihadiri oleh para pelaku koperasi dan UMKM seluruh Bali ini, bisa berlanjut dengan bantuan sheed capital (modal awal) bagi para wirausaha pemula yang mulai tumbuh di kalangan anak muda. Selain itu, dia juga membeberkan bahwa peluang mendirikan koperasi baru relatif masih terbuka lebar, terutama pada sektor riil dan jasa yag belum banyak dicoba. “Maka melalui pelatihan ini banyak peserta yang akan bisa memulainya,” tandasnya.
Pada kesempatan itu, juga diserahkan sertifikat bagi koperasi penerima badan hukum yang berjumlah 18 koperasi dan penyerahan sertifikat bagi kopreasi penerima ijin usaha simpan pinjam yang berjumlah 21 koperasi oleh Wakil Gubernur Ketut Sudikerta.