Diposting : 13 May 2019 13:53
Djoko Purnomo - Bali Tribune
balitribune.co.id | Denpasar - Seluruh Pengprov Keluarga Olahraga Tarung Derajat (Kodrat) se-Indonesia nampaknya harus mempersiapkan diri secara ekstra untuk menyambut Pra-PON yang akan datang di Bandung. Pasalnya, petarung yang mendapat tiket menuju PON 2020 hanya dicari 4 besar saja di tiap kelasnya di luar tuan rumah Papua.
"Jadi bisa dibilang Pra-PON nanti sangat berat. Seluruh provinsi pasti menginginkan tiket itu, termasuk Bali," ucap Sekum Pengprov Kodrat Bali, AA Bagus Tri Candra Arka, Minggu (12/5).
Pasalnya, tuan rumah Papua yang menentukan kuota tersebut, jadi di PON nanti, di setiap kelas hanya bertanding 5 petarung saja. Hitungannya 1 petarung tuan rumah dan sisanya hasil dari Pra-PON. "Dua kali menang saja, hitungannya sudah emas, jika syaratnya petarung itu mendapat bye. Tapi, kalau melewati babak penyisihan ya maksimal 3 kali tarung," tegas pria yang akrab disapa Gung Cok ini.
Lantas, bagaimana persiapan petarung Pra-PON Bali saat ini? Dijelaskan Gung Cok, berdasarkan hasil rapat koordinasi Pengprov Kodrat Bali belum lama ini bersama pelatih dan pengurus se-Bali, saat ini seluruh penghuni tim bayangan Pra-PON dikembalikan ke pengkab masing-masing.
Sebab, lanjut Gung Cok, petarung tersebut disiapkan menuju Porprov Bali 2019 mendatang. Pihak Kodrat Bali pun merasa terbantu dengan persiapan porprov karena para petarung Bali itu digenjot latihan di daerah asalnya.
Kemudian, pihaknya berharap kepada KONI Bali bisa dibantu soal anggaran karena usai Porprov Bali, seluruh petarung langsung menjalani latihan terpusat. Mengingat, porprov nanti dijadikan seleksi akhir bagi Pengprov Kodrat Bali dalam menentukan tim definitif.
"Selain itu, pada pertengahan bulan Juni mendatang, petarung Pra-PON itu bakal ditempa fisik, mental dan tekniknya oleh Sang Guru Muda, Badai Meiga Negara. Beliau langsung memberikan pelatihan selama kurang lebih seminggu di Bali," tandas Gung Cok.