Harga Cabai Melambung Tinggi, TPID Bakal Datangkan Cabai dari Luar Bali | Bali Tribune
Diposting : 28 January 2020 23:11
I Made Darna - Bali Tribune
Bali Tribune/ MELONJAK – Harga cabai melonjak tinggi mencapai Rp 95 ribu/kg memberatkan ekonomi masyarakat sehingga Pemkab Badung berencana mendatangkan cabai dari daerah luar Bali.
balitribune.co.id | Mangupura - Mahalnya harga cabai yang menembus harga Rp 95 ribu per kilogram di pasaran menjadi perhatian serius Pemkab Badung. Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kabupaten Badung berencana menjalin kerja sama dengan sejumlah daerah lain untuk memasok cabai lebih banyak lagi ke pasaran di wilayah Gumi Keris. Tujuannya agar harga cabai stabil dan bisa dikendalikan. 
 
Kabag Perekonomian Setda Badung AA Sagung Rosyawati yang juga selaku Koordinator Tim Kesekretariatan TPID Badung, Selasa (28/1/2020) menyatakan, memasok cabai dari daerah lain merupakan salah satu alternatif untuk menstabilkan harga cabai yang kini menembus harga Rp 95 ribu per kilogram. Menurutnya upaya mendatangkan cabai dari daerah lain ini sebagai upaya jangka pendek.
 
“Iya, kemungkinan menjajaki kerjasama dengan kabupaten lain untuk memasok cabai merupakan program jangka pendek,” ujarnya.
 
Ia juga mengatakan karena kenaikan harga cabai merata di seluruh Bali, maka bukan tidak mungkin cabai didatangkan dari luar Pulau Bali. “Karena kenaikan harga cabai merata di seluruh Bali, kami akan lakukan penjejakan dengan Kabupaten Banyuwangi, Lumajang, dan Blitar, Jawa Timur,” kata Rosyawati.
 
Rencana menjalin kerjasama ini sudah dikomunikasikan dengan Perumda Pasar Mangu Giri Sedana Kabupaten Badung. 
 
“Harga cabai di pasaran sudah mencapai Rp 95 ribu, kita tidak mau menunggu harga cabai sampai Rp 100 ribu. Makanya, kami akan segera menyampaikan ke pimpinan atas kondisi yang terjadi. Mudah-mudahan segera ada solusi. Karena semakin cepat, semakin baik,” tegasnya.
 
Selain menjalin kerjasama, TPID Badung juga akan meningkatkan pemantauan ke lapangan agar tidak ada oknum supplier yang memanfaatkan keterbatasan produksi untuk mencari keuntungan yang sangat tinggi.
 
“Untuk program jangka panjang kami juga akan melakukan beberapa langkah. Pertama, mendorong penambahan luas tanam cabai dengan cara membantu bibit pupuk dan obat-obatan kepada petani, termasuk mengatur pola tanam, sehingga produksi merata sepanjang tahun. Kemudian, mendorong masyarakat memanfaatkan tanah pekarangan untuk menanam cabai. Kami juga akan mendorong agar desa memanfaatkan dana APBDes dalam pengadaan bibit cabai yang disebar kepada masyarakat,” kata Rosyawati.
 
 Kok, harga cabai bisa semahal ini? Rosyawati menyebut naiknya harga cabai ini hampir terjadi tiap tahun. Salah satu penyebabnya adalah faktor cuaca yang membuat produksi cabai anjlok di tingkat petani. 
 
“Produksi (cabai) turun sehingga harga naik drastis. Kondisi ini biasanya terjadi seiring musim hujan, bulan Desember sampai triwulan I tahun berikutnya,” pungkasnya.