Hujan Lebat dan Tanah Longsor, Pura Bale Agung Tertimbun Longsor Warga Cangwang Terisolir 18 Jam | Bali Tribune
Diposting : 7 February 2021 20:14
Husaen SS. - Bali Tribune
Bali Tribune / LONGSOR - Petugas bersama warga Banjar Dinas Cangwang membersihkan material longsoran yang menimbun akses jalan utama warga setempat

balitribune.co.id | Amlapura - Hujan lebat yang mengguyur sebagian besar wilayah di Kabupaten Karangasem selama sepekan terakhir mengakibatkan longsor disejumlah tempat. Di Desa Bunutan, Kecamatan Abang, bencana longsor terjadi di beberapa titik, diantaranya yang terparah terjadi di Banjar Gulinten, dimana tebing setinggi 25 meter longsor dan menimpa bangunan Pura Bale Agung yang berada persis dibawahnya.

Bendesa Adat Gulinten, I Ketut Sujana, kepada media ini Minggu (7/2/2021) mengatakan, hingga saat ini warganya masih bergotong royong secara swadaya membersihkan material longsoran yang menimbun beberapa bagian pura, kendati dengan peralatan seadanya. “Kejadian longsor ini terjadi pada hari Jumat sore, dimana sebelumnya terjadi hujan yang sangat lebat, sehingga mengakibatkan tebing di sebelah pura ini longsor,” ungkapnya.

Longsoran tebing itu selain merusak bagian bangunan penyengker dan atap Pura Bale Agung, juga menghancurkan bangunan senderan tebing itu sendiri. Dikatakannya, bangunan senderan tebing di belakang pura itu sendiri dibangun secara swadaya oleh masyarakat sekitar Tahun 2015 lalu, namun saat ini bangunan senderan tersebut sudah ambruk bersama longsoran.

“Ini harus segera disender lagi, kalau tidak segera, kami khawatir nanti terjadi longsor lagi karena sekarang memasuki musim hujan. Nah kami warga Banjar Gulinten memohon bantuan dari pemerintah untuk perbaikan atau pembangunan senderan yang ambruk itu,” pintanya.

Selain di Banjar Dinas Gulinten,  bencana longsor juga terjadi di beberapa titik di Banjar Dinas Cangwang dan banjar lainnya di Desa Bunutan,  Kecamatan Abang. Longsor terparah terjadi di jalan utama menuju Banjar Cangwang, dimana tebing di sisi kiri jalan longsor dan menimbun akses jalan warga. Akibatnya warga di Banjar Cangwang terisolir selama hampir 18 jam.

Kepala Pelaksana BPBD Karangasem, Ida Bagus Ketut Arimbawa bersama anggota TRC serta Babinkamtibmas dan Babinsa serta masyarakat banjar setempat berjuang keras untuk mengevakuasi gunungan material longsoran dengan peralatan seadanya. “Ini memakan waktu yang cukup lama, karena penanganan kita laksanakan secara manual. Tapi saat ini akses jalan sudah berhasil kita buka dan sudah bisa dilintasi oleh pejalan kaki dan sepeda motor,” sebutnya.

Proses evakuasi material longsoran memang terpaksa dilakukan secara manual dengan peralatan seadanya, karena sulitnya mendatangkan alat berat ke lokasi kejadian longsor akibat medan yang sulit dan tanah yang labil. “Ada beberapa titik longsoran yang terjadi, tapi yang terparah itu yang ini pak. Warga kami tidak bisa lewat karena ini satu-satunya akses jalan warga kami,” kata I Wayan Eka Widnyana, Kadus Cangwang.

Selain akses jalan warga menuju ke Banjar Dinas Cangwang, badan jalan provinsi yang menghubungkan Sega dengan Banjar Bunutan dan Amed juga longsor. Kondisi jalan tersebut kini cukup membahayakan, karena di sisi kanan jalan tersebut merupakan jurang sedalam 100 meter. Sementara itu, untuk mengindari pengendara sepeda motor atau mobil yang melintas terperosok kedalam jurang, warga di Desa Bunutan memasang tanda pembatas jalan dan tanda bahaya seadanya,  di sisi bahu jalan yang longsor. Warga khawatir curah hujan yang tinggi dan pergerakan tanah bisa memutuskan akses jalan karena longsor.