balitribune.co.id | Mangupura - Lomba Bapang Barong dan Mekendang Tunggal Jambe Festival (JAMFEST) Vol. 1 digelar oleh Sekaa Teruna (ST) Eka Darma Banjar Jambe Kerobokan Kaja, Desa Adat Kerobokan, Kuta Utara. Minggu (16/10).
Lomba ini dibuka Bupati Badung Nyoman Giri Prasta. Bupati pada kesempatan itu menyerahkan bantuan dana motivasi dari Kabupaten Badung sebesar Rp 30 juta dan dana motivasi secara pribadi sebesar Rp20 juta. Hadir Camat Kuta Utara I Putu Eka Permana, Lurah Kerobokan Kaja IGAN Marhaena Yasana Putra, Bendesa Adat Kerobokan AA. Putu Sutarja.
Gede Heri Sudarma selaku ketua panitia menyatakan bahwa jumlah peserta lomba bapang barong dan mekendang tunggal sebanyak 21 orang dari seluruh Bali. Lomba ini bertujuan untuk melestarikan seni budaya Bali sekaligus untuk mendorong generasi muda Bali agar tidak lupa akan Seni Bapang Barong dan Mekendang Tunggal yang merupakan warisan leluhur yang begitu adi luhung.
Sementara Bupati Giri Prasta memberikan apresiasi atas pelaksanaan JAMFEST yang diinisiasi oleh ST Eka Darma Banjar Jambe Kerobokan Kaja, Kuta Utara, Badung. Menurut Bupati, ST Eka Darma sudah mampu memilah mana perbuatan baik dan mana perbuatan buruk yang diaktualisasikan dalam sebuah gerakan/tindakan.
Selaku orang tua para anggota ST di Badung, Bupati Giri Prasta menegaskan akan selalu memberikan prioritas support dalam segala kegiatan positif yang dirancang oleh anggota ST. "Yang dikenang oleh kita semua adalah perilaku dan perbuatan. Untuk itu 3 pilar yang ada di setiap Banjar yaitu Wimuda, Winata dan Wiwerda harus bersatu dalam rangka mensukseskan pembangunan di segala lini. Dan bagi para anggota ST dan masyarakat yang membutuhkan sarana dalam bidang adat agama dan seni, baik itu Gong Semar Pegulingan, alat musik dan sebagainya silahkan ajukan ke kami di Pemerintah Kabupaten Badung dan saya pastikan kami akan bantu sepenuhnya dalam rangka melestarikan adat agama dan seni," ujarnya.
Bupati Giri Prasta juga mengungkapkan, kegiatan JAMFEST merupakan salah satu cara untuk menyeimbangkan alam sekala dan niskala. Dikatakan, keberadaan alam sekala dan niskala tidak bisa dilepaskan dari kehidupan masyarakat Bali.
"Sudah terbukti dengan kekuatan yadnya yang kita lakukan bersama, Astungkara semua tantangan di masa pandemi mulai dari masalah kesehatan sosial dan ekonomi bisa kita lalui dengan baik oleh Kabupaten Badung, sehingga target pajak hotel dan restoran yang menjadi pendapatan utama Kabupaten Badung bisa terlampaui. Inilah yang dimaksud dengan keseimbangan alam sekala dan niskala," kata Giri Prasta.