Kasus Gigitan Anjing, Keswan Kesmavet Respon Emergency | Bali Tribune
Diposting : 24 December 2021 01:00
PAM - Bali Tribune
Bali Tribune/ VAKSINASI - Pasca kasus gigitan yang dialami tujuh warga di Lingkungan Baler Bale Agung, Kelurahan Tegalcangkring, Mendoyo, dilakukan respon dengan melaksanakan vaksinasi emergency.

balitribune.co.id | Negara - Rabies hingga kini masih menjadi zoonosis yang mengkhawatirkan. Berbagai upaya kini dilakukan baik dengan melakukan respon di wilayah terjadinya kasus gigitan hingga upaya antisipasi salah satunya melalui control populasi hewan penular rabies.

Kasus gigitan anjing memang membuat korbannya kawatir. Terlebih ditengah terjadinya lonjakan kasus gigitan anjing positif rabies. Teranyar ini kasus gigitan anjing kembali terjadi di dilingkungan  Baler Bale Agung, Kelurahan Tegal Cangkring Kecamatan  Mendoyo. Bahkan berdasarkan informasi yang diperoleh Kamis (23/12) ada tujuh warga setempat yang menjadi korban amukan ajing milik salah seornag warga. Setelah menggigit ketujuh korban, anjing tersebut diketahui tiba-tiba mati.   

Adanya  kasus  gigitan  anjing menimpa tujuh warga  di lingkungan Baler Bale Agung Tegalcangkring tersebut mendapat respon cepat dari petugas Kesehatan Hewan Kesehatan Masyarakat Veteriner (Keswan Kesmavet) Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Jembrana. Setelah mendapatkan laporan terkait kasus gigitan tersebut, petugas langsung turun mengambil sample otak anjing yang diketahui mati  sehabis mengigit  korbannya tersebut. Sampel otak anjing tersebut di uji laboratorium.

Sampel otak anjing telah dikirim ke Laboratorium Balai Besar Veteriner (BB Vet) Denpasar untuk memastikan aning tersebut positif rabies atau tidak. Kepala Bidang Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat veteriner (Keswan Kesmavet) Wayan Widarsa Kamis kemarin mengakui adanya kasus gigitan anjing dengan jumlah korban gigitan sampai tujuh orang warga Banjar Baler Bale Agung tegalcangkring tersebut, “laporan yang dia terima kemarin, sudah langsung kami respon,” ujarnya.

Ia menyebut anjing tersebut mengigit satu keluarga, serta tetangga yang datang berkunjung kerumah pemilik anjing tersebut. Selain melakukan tindakan pengambilan sample otak anjing yang telah mati untuk dikirim dan diuji di lab BB Vet Denpasar, Sebagai langkah pencegahan berikutnya,  pihaknya hari ini  turun  melakukan  vaksin emergency di wilayah permukiman tersebut. “kita masih menunggu hasil pemeriksaan labnya.  Tapi ada 28 ekor HPR yang langsung divaksin,” sebutnya.

Kegiatan Kamis kemarin menurutnya baru awal respon dengan vaksinasi emergency, “selanjutnya sedang disusun jadwal vaksinasi lebih luas cakupannya sambil menunggu hasil lab dan sambil memantau perkembangan disana,” tandasnya. Kasus rabies di Jembrana belakangan ini memang terus meningkat. Begitupula jumlah desa yang terkategori wilayah zona merah juga bertambah. Bahkan jumlah kasus gigitan anjing positif rabies selama setahun berjalan sudah mencapai 63 kasus.

Populasi hewan penular rabies (HPR) seperti anjing setiap tahunnya terus mengalami peningkatan setimasi sebesar 10 persen. Kini respon terhadap kasus gigitan positif rabies juga dibarengi dengan menekan peningkatan populasi anjing. Salah satunya melalui control populasi. Kontrol populasi hewan penular rabies ini telah dilaksanakan di sejumlah desa yang terkategori wilayah zona merah.  Steril yang dilakukan dengan cara kastrasi untuk anjing jantan dan ovario histeroktomi anjing betina.