balitribune.co.id | Singaraja - Konstelasi politik jelang pemilihan umum kepala daerah (Pilkada) mulai menaikkan suhu politik di Kabupaten Buleleng. Setelah masing-masing partai politik (Parpol) mulai membuka pendaftaran bagi bakal calon bupati/wakil bupati, sejumlah tokoh masyarakat yang tergabung dalam Koalisi Rakyat Bali Utara (KRBU) pun ikut bersuara. Mereka memberikan tawaran alternatif untuk kepemimpinan Buleleng dengan mengusung komposisi calon yang dianggap mampu membawa perubahan buat Buleleng.
Menariknya, KRBU mengaku mengusung suara arus bawah setelah melalui rembug dengan sejumlah tokoh masyarakat serta kalangan grassroot. Nama-nama yang mencuat pada hasil rembug rakyat yang dilakukan disejumlah tempat di Buleleng itu menempatkan nama Gede Supriatna - Ketut Rochineng sebagai pilihan pavorit. Setelah itu Gede Supritana – Ketut Ngurah Arya, Gede Supritana – I Gusti Aries Sujati menyusul Nyoman Sutjidra- Nyoman Arya Astawa.
Koordinatir KRBU Anthonius Sanjaya Kiabeni mengatakan, komposisi nama-nama bakal cabup dan cawabup itu didapat setelah melalui rembug dengan rakyat melalui hasil serap aspirasi suara arus bawah yang menghendaki adanya pola kepemimpinan keterwakilan. Nama-nama itu paling sering mendapat apresiasi sebagai calon pemimpin yang telah dikenal integritasnya selama ini. “Jadi, kami tawarkan konsep kepemimpinan dengan komposisi seperti itu setelah menyerap aspirasi masyarakat.Mereka merindukan adanya perubahan kepemimpinan yang lebih pro rakyat,” kata Anthon, Selasa (7/5).
Menurut Anthon, kendati komposisi nama-nama bakal cabup dan cawabup tersebut merupakan tokoh parpol namun KRBU tidak memiliki afiliasi dengan parpol tertentu saat memunculkan nama-nama tersebut.”Ini murni suara rakyat karena Buleleng membutuhkan tokoh yang berdedikasi untuk kesetaraan pembangunan Bali utara dan selatan,” imbuhnya.
Kendati demikian, kata Anthon pihaknya tidak menutup kemungkinan adanya bakal calon lain yang bisa saja didapat KRBU selama dalam proses penjaringan untuk memantapkan pilihan rakyat untuk kepentingan masa depan Buleleng yang lebih baik. “Peluang nama lain bisa saja mencuat tapi suara mayoritas yang kami dapat memang telah mengerucut pada nama-nama diatas. Hanya saja ini kembali pada pilihan rakyat dan kami tawarkan untuk menjadi referensi pada pilkada mendatang,” tutup Anthon.