BALI TRIBUNE - AJANG Pesta Kesenian Bali (PKB) ke-39/2017 kali ini, kembali dimeriahkan oleh kehadirian sejumlah seniman asal Prancis yang tergabung dalam “Les Grandes Personnes” (LGP). Namun dibandingkan dengan penampilan perdana tahun lalu, pentas seni LGP kali ini terbilang istimewa, dimana keberadaan boneka raksasa Prancis berkolaborasi dengan Barong Ket dari komunitas budaya Yasa Putra Sedana (YPS), Desa Pengaji, Payangan, Gianyar.
Direktris Alliance française Bali, Amandine Salmon, menjelaskan, penampilan kolaborasi ini adalah agenda kesenian tahunan yang diadakan oleh Kedutaan Besar Prancis, Institut Français d’Indonésie dan Alliance française Bali. “Setelah memeriahkan PKB di Bali, Les Grandes Personnes juga akan tampil di Jakarta pada 9 Juli 2017 di Car Free Day di kawasan Jalan MH Thamrin dan pada 13 Juli 2017 di Kawasan Kota Tua. Setelah itu Les Grandes Personnes akan mengakhiri turnya di kota Surabaya pada 16 Juli 2017,” ujar Amandine Salmon, didampingi Pauline De Coulhac (sutradara), dan 3 seniman Les Grandes Personnes (Stefano Emili, Nicolas Vuillier, dan Caroline Brillon).
Pengelola YPS, Dewa Rai Budiasa dan Dewa Putra Diasa secara bergantian mengatakan, pertunjukan kolaborasi ini menampilkan sebuah cerita panggung bertajuk "Les Touristes" atau berkisah tentang seputar wisatawan pada Kamis (6/7) besok malam, pk.19.30 Wita di Kalangan Madya Mandala, Taman Budaya Denpasar. Pertunjukan ini adalah perpaduan dua budaya, Prancis dan Indonesia yang diwakili oleh Bali.
“Boneka raksasa dari Prancis berperan sebagai turis yang sedang berlibur di Bali yang terkagum-kagum saat melihat keindahan Pulau Dewata. Dalam perjalanan wisata itu, mereka menyaksikan pertunjukan Barong Ket. Kemudian, mereka pun larut dalam cerita peperangan antara kebaikan (Barong) dan kejahatan (Rangda)," jelas Dewa Rai di Denpasar, Senin (3/7).
LGP terbentuk pada tahun 1998 di Kota Aubervilliers, dekat Paris-Prancis yang memadukan seni patung, seni visual, dan seni pertunjukan. Kelompok seni ini memulai kreasinya dengan membuat boneka raksasa yang merefleksi seni patung dan seni rakyat, sedangkan boneka raksasa tampil sebagai obyek naratif yang menyampaikan cerita kepada penontonnya.
Dewa Rai menceritakan, awal mula kolaborasi tersebut, ketika LGP mengikuti pawai dan mementaskan wayang di PKB tahun lalu. "Lantas kami undang untuk melihat pertunjukan regular kami yang sengaja mengundang tamu-tamu Prancis. Saat itu Les Grandes Personnes sangat tertarik melihat barong yang kami tampilkan. Akhirnya mereka sepakat untuk berkolaborasi dan didukung oleh Kedutaan Besar Prancis," katanya.
Kolaborasi ini mengandung pesan sosial bahwa Pulau Dewata banyak dikunjungi wisatawan asing, sehingga keberadaan mereka selama di Bali perlu diberikan perhatian dan fasilitas wisata. "Disamping itu, kami mengingatkan generasi muda bagaimana berkesenian itu dan menghasilkan manfaat yang baik. Dengan kolaborasi ini bisa memperkaya kesenian Bali," tuturnya.
Sutradara pertunjukan Les Touristes, Pauline de Coulhac menambahkan, kolaborasi seni ini merupakan tahap awal. "Diharapkan nanti ada kelanjutan teknik pembuatan material maupun segi pementasan. Pesan dari tema ini bagaimana terkait perkembangan turis di Bali. Turis itu tidak hanya sebagai konsumen," ujarnya.