Semarapura, Bali Tribune
Guna menjaga keharmonisan serta keselamatan arus penyeberangan melalui Pelabuhan Sampalan menuju ke Pulau Nusa Penida. Warga setempat menggelar ritual pecaruan dan mulang pakelem di pantai setempat. Ritual sejenis ruwatan ini berlangsung saat rahina Purnama sasih Katiga, Jumat (16/9) lalu.
Kepada Bali Tribune, Senin (19/9) kemarin,Panitia I Dewa Made Sudiatmika menyebutkan ritual pembersihan dilakukan pada tingkat Pecaruan Manca Sata. “Tujuannya tiada lain untuk keharmonisasi dan memohon agar aktifitas pelabuhan berjalan aman dan lancer,”terangnya.
Adapun penyanggra (pelaksana,red) ritual ini adalah Krama Banjar Sampalan, Desa Pakraman Dalem Setra Batununggul, Klungkung.” Semua pemilik armada ikut berpartisipasi dalam upacara ini sekaligus bersembahyang bersama guna memohon kelancaran aktifitas penyeberangan aman, lancar dan kondusif,” ucap pria yang akrab disapa Dewa Gobil ini.
Hal senada disampaikan pula oleh tokoh setempat, I Dewa Made Ardana Darmawan. Menurutnya, ritual yang kali pertama diadakan ini dimaksudkan agar sekala dan niskala harmonis.
Dia mengatakan, secara sekala bagaimana memberikan kenyamanan, aman bagi pengguna jasa pelabuhan sebagai pintu masuk menuju Nusa Penida memberikan kesan yang baik sesuai dengan sapta pesona yang diluncurkan pemerintah menyambut kedatangan wisatawan ke wilayah itu.
“Kita sama-sama menjaga dan memberikan kesan yang baik pada pengguna jasa pelabuhan lakukan dan wujudkan setiap hari. Salah satu indikator ramah terhadap pengguna jasa, kita tunjukan baik ramah kepada pengguna jasa tentunya ramah lingkungan. Kita welcome,” pungkasnya.
Pelabuhan Sampalan terletak sangat strategis disamping dekat dengan pusat pemerintahan kecamatan juga dekat dengan pasar tradisional Mentigi. Kondisi ini menjadikan Pelabuhan Sampalan menjadi pilihan alternative warga Nusa Penida maupun Nusa Lembongan.