balitribune.co.id | Badung - Pengelola kawasan pariwisata memanfaatkan masa libur sekolah untuk memberikan edukasi mengenai penggunaan energi ramah lingkungan berupa kendaraan listrik berbasis baterai kepada para pengunjung. Pasalnya, momen libur sekolah kerap digunakan untuk berkunjung ke suatu destinasi wisata bersama keluarga. Hal itu menjadi kesempatan pengelola kawasan pariwisata mengenalkan cara untuk menjaga lingkungan agar terhindar dari polusi.
Pengelola kawasan pariwisata meyakini, penggunaan kendaraan ramah lingkungan akan berdampak positif terhadap pariwisata kedepan yang berkelanjutan. Kendaraan dengan energi ramah lingkungan di kawasan pariwisata akan memengaruhi kualitas udara, sehingga menjadi layak untuk tetap dipilih wisatawan sebagai destinasi wisata. Mengingat, tren berwisata sekarang ini akan mencari destinasi wisata dengan kualitas udara yang bagus dan suasana hijau.
Direktur Operasi ITDC (Pengelola Kawasan Pariwisata Nusa Dua), Troy Warokka mengatakan, kawasan pariwisata tidak hanya menjadi tempat untuk berwisata tapi juga dapat sebagai tempat mengedukasi anak-anak sekolah sejak usia dini mengenai pentingnya menjaga lingkungan. Salah satunya dengan menggunakan kendaraan ramah lingkungan.
Ia berharap, dengan energi ramah lingkungan tersebut, kawasan pariwisata ini dapat menjadi destinasi yang berkelanjutan. Hal itu yang mendorong pengelola kawasan pariwisata di Nusa Dua Kabupaten Badung mulai menggunakan shuttle bus listrik dan motor listrik berbasis baterai. "Ini bisa sebagai bahan edukasi bagi para pengunjung pada momen liburan sekolah, kita kenalkan penggunaan energi ramah lingkungan mulai sejak usia dini," katanya di Badung beberapa waktu lalu.
Lebih lanjut ia mengatakan, dunia industri pariwisata saat ini berkembang dengan pesat. Kedepan, kawasan yang mengembangkan pariwisata berkelanjutan akan tetap eksis dikunjungi wisatawan. "Kami berkomitmen mewujudkan pariwisata berkualitas dengan memanfaatkan teknologi dan sumber daya ramah lingkungan," katanya.
Ditambahkan Troy, edukasi energi yang ramah lingkungan melalui kegiatan wisata ini merupakan upaya menjadikan kawasan pariwisata Nusa Dua sebagai percontohan Bali energi bersih.
"Diharapkan pula dapat menggerakkan pariwisata hijau," cetusnya.
Pada masa libur sekolah tahun ini tingkat hunian atau okupansi hotel di kawasan Nusa Dua sudah mencapai rata-rata diatas 80 persen.