Longsor di Dua Desa, Kerugian Ratusan Juta Rupiah | Bali Tribune
Diposting : 7 February 2021 17:17
Khairil Anwar - Bali Tribune
Bali Tribune / LONGSOR - Musibah longsor di Dusun Lebah, Desa Sekumpul Kecamatan Sawan, saat tim BPBD, Satpol PP, TNI bersama warga dengan bergotong royong melakukan pembersihan material longsor.
balitribune.co.id | SingarajaMemasuki puncak musim penghujan sejumlah daerah mulai mengalami bencana alam termasuk bencana longsor. Dua desa di Kecamatan Sawan, dilanda bencana longsor saat hujan deras mengguyur kawasan itu. Kendati tidak mengakibatkan korban jiwa namun longsor yang terjadi di dua desa yakni  Dusun Lebah, Desa Sekumpul dan Dusun Lemaya, Desa Lemukih, menyebabkan kerugian material hingga ratusa juta rupiah.
 
Longsor yang terjadi di Dusun Lebah, Desa Sekumpul merobohkan senderan di dua tempat milik warga sepanjang 25 meter. Salah satu korban, Kadek Sariada (36) menuturkan, ambruknya senderan tersebut terjadi sekitar pukul 02.00 wita dini hari. Saat terlelap tepat dibawah senderan yang ambruk, Sariada mendengar suara gemuruh dan kemudian terbangun bersama keluarga untuk mencari sumber suara. Ternyata sumber suara gemuruh berasal dari senderan milik  Ketut Mantra (75) setinggi 20 meter dengan pola terasering dan baru selesai sekitar empat bulan  terlihat ambrol dan menimpa sejumlah bangunan dibawahnya.
 
Sementara bencana longsor yang terjadi di Dusun Lemaya, Desa Lemukih, membuat senderan dengan lebar 6 meter serta tinggi 10 meter milik Nengah Ariaman (53), ambruk. Akibat peristiwa itu, akses jalan di desa itu sempat tertutup material longsor. Seorang saksi mengatakan, peristiwa senderan longsor  terjadi pada pukul 03.00 wita dini hari dan mengakibtkan kerugian ditaksir sebanyak Rp 25 juta. Sementara kerugian akibat longsor yang menimpa senderan milik Ketut Mantra sebesar Rp 70 juta.
Camat Sawan I Gusti Putu Ngurah Mastika membenarkan terjadi longsor di dua desa di kecamatan yang dipimpinnya. Yang paling parah, katanya, berada di Dusun Lebah Desa Sekumpul.
 
“Atas peristiwa itu dan musim penghujan masih akan berlangsung, saya menghimbau warga agar selalu waspada sekaligus melihat situasi alam. Dengan begitu jika nantinya terlihat gejala kurang bersahabat dan melihat gejala longsor agar segera mencari lokasi aman atau mengungsi mencari tempat yang lebih aman,” kata Ngurah Mastika.
 
Selain bencana longsor, hujan deras disertai angin kencang sebelumnya memicu tejadinya musibah. Di antaranya pohon tumbang di Pura Taman Desa Unggahan, Kecamatan Seririt, dan longsor di Jalan Raya Singaraja-Denpasar tepatnya di wilayah Desa Gitgit, Kecamatan Sukasada. Peristiwa pohon tumbang di Pura Taman Banjar Dinas Celagi, Desa Unggahan membuat pohon jenis katime berdiameter sekitar 80 centimeter dan tinggi sekitar 40 meter yang terletak di luar areal pura tumbang. Pohon yang usianya mencapai ratusan tahun ini tumbang saat diterjang angin kencang karena sudah lapuk. Akibat pohon tumbang itu, beberapa fasilitas didalam pura mengalami kerusakan, diantaranya taman, balai pemuspan, dua kolam permandian umum berukuran sekitar 7 meter x 7 meter.
”Kami bersyukur tidak ada korban jiwa dalam kejadian pohon tumbang. Saat kejadian, di pura memang sedang tidak ada kegiatan persembahyangan. Hanya ada beberapa orang yang sedang mandi dan ada yang di halaman pemandian umum, namun dahan pohon yang tumbang tak sampai mengenai mereka,” ucap Perbekel Desa Unggahan, I Ketut Nasa sembari menyebut kerugian akibat musibah tersebut kerugian ditaksir mencapai Rp 80 juta.
 
Sementara itu, peristiwa longsor terjadi di dua titik di Jalan Raya Singaraja-Denpasar KM 17 tepatnya di selatan Monumen Perjuangan di Banjar Dinas Wira Bhuwana, Desa Gitgit, Jumat (5/2) malam sekitar pukul 19.00 Wita. Akibat longsor  tersebut arus lalulintas sempat terganggu lantaran material tanah longsor menutup sebagian badan jalan. Kepala Pelaksana BPBD Buleleng, Ida Bagus Suadnyana mengatakan, telah menerjunkan personel TRC-BPBD untuk mengevakuasi material longsor dan arus lalulintas kembali normal beberapa saat kemudian.