balitribune.co.id | Mangupura - Wakil Ketua III DPRD Badung I Made Wijaya meminta pemerintah mengantisipasi membludaknya kunjungan wisatawan selama libur Natar dan Tahun Baru 2025.
Pasalnya, membludaknya kunjungan wisatawan ini pasti akan diiringi dengan dampak kemacetan lalu lintas.
Kemacetan biasanya paling parah terjadi di kawasan obyek-obyek wisata. Oleh karena itu Wijaya meminta pemerintah memberikan atensi khusus terhadap kepadatan arus lalu lintas ini.
"Jumlah kunjungan wisatawan pasti meningkat, tentu akan menimbulkan kemacetan. Seperti yang sering kami sampaikan, kami mengharapkan personil kepolisian untuk mengurai kemacetan ,” ujarnya belum lama ini.
Menurut politisi asal Tanjung Benoa ini kemacetan parah selama Nataru biasanya terjadi di kawasan Kuta dan Kuta Selatan. Pasalnya, daerah itu menjadi tujuan wisatawan untuk menikmati liburan akhir tahun.
"Selain berdampak pada meningkatkatnya perekonomian masyarakat, kemacetan juga menjadi tantangan yang harus dihadapi Pemerintah Kabupaten Badung," kata Wijaya.
Khusus di Kuta Selatan sebut dia dari pengalaman tahun-tahun sebelumnya ruas jalan yang mengalami kepadatan arus lalu lintas menjelang libur Nataru yakni Simpang Siligita, Ruas Jalan Ungasan menuju Uluwatu serta Goa Gong menuju Desa Kutuh atau Pantai Pandawa.
“Para personil kepolisian ini agar disiagakan disini. Kawasan -kawasan menuji obyek wisata ini sudah pasti dikunjungi wisatawan, termasuk yang menuju kawasan wisata bahari di Tanjung Benoa sering terjadi kemacetan akibat bus-bus besar yang membawa rombongan wisatawan,” paparnya.
Selama penambahan infrastruktur jalan sebagai upaya mengurai kemacetan belum bisa diwujudkan pemerintah, Made Wijaya menyarankan selain personel kepolisian yang disiagakan, Pemerintah Kabupaten Badung juga diharapkan menerjunkan personel Dinas Perhubungan (Dishub) untuk membantu dalam pengaturan lalu lintas.
“Ya termasuk unsur Tripika di Kecamatan Kuta Selatan juga dilibatkan, ada Satpol PP juga kami rasa bisa membantu. Hal ini harus menjadi atensi,” tukasnya.