Gianyar, Bali Tribune
Pantai Masceti yang sehari-harinya tenang, tiba-tiba menjadi tegang menyusul pertikaian seru antara Jro Mangku Masceti dengan puluhan warga subak, Jumat (1/7). Mereka terlibat pertengkaran lantaran saling klaim kepemilikan lahan di pesisir pantai yang sering dimanfaatkan sebagai tempat melasti itu.
Dari keterangan yang didapat di lokasi, cekcok itu berawal dari pemasangan patok beton yang dilakukan oleh Mangku Masceti pada areal melasti seluas 20 meter x 100 meter di Pantai Masceti. Bidang tanah itu diklaim sebagai miliknya.
Salah seorang warga Subak Medahan Keramas pun menanyakan maksud Mangku tersebut mematok lahan itu. Karena versi Subak Medahan, lahan itu justru adalah lahan milik subak. Tidak terima dengan pematokan, warga subak tersebut lantas pergi dan memanggil puluhan warga subak lainnya. Dalam hitungan setengah jam, puluhan warga subak berdatangan dan bermaksud agar Mangku Masceti menghentikan pematokan yang dilakukan secara sepihak itu.
Menerima kedatangan puluhan warga subak, Mangku pun semakin emosi. Perang mulut pun tidak terhindarkan dan suara keras mendominasi hingga nyaris mengarah ke adu fisik. Syukurnya, sejumlah anggota polisi segera tiba dan melerai. Kedua belah pihak diarahkan duduk bersama di wantilan Pura Masceti. Namun sayang, kedua pihak tetap saling ngotot, sehingga pembicaraan tidak menemukan titik terang.
Kapolsek Blahbatuh, Kompol Nyoman Kumarajaya mengatakan, pertengkaran tersebut lantarab saling klaim areal melasti. Disebutkan, mereka saling klaim, namun masing-masing pihak tidak mengantongi sertifikat. “Kami akan segera berkoordinasi dengan kepala desa untuk ikut memediasi masalah ini, mudah-mudahan para pihak bisa duduk bersama,” harapnya.