Nyepi di Klungkung Tertib, Tawur Agung Dipuput Enam Sulinggih | Bali Tribune
Bali Tribune, Jumat 29 Maret 2024
Diposting : 19 March 2018 15:08
Ketut Sugiana - Bali Tribune
Rejang
SEBELUM NYEPI - Upacara Tawur Agung di Catus Pata Klungkung sebelum Nyepi.

BALI TRIBUNE - Pelaksanaan Nyepi tahun Caka 1940  di Klungkung, Sabtu (17/3), berlangsung tertib tanpa gangguan berarti. Hal itu berkat sosialisasi dari MDP Klungkung bersama PHDI Klungkung sebelum perayaan Nyepi datang. Dari pantauan selama perayaan Nyepi berlangsung sangat tertib, umat melaksanakan catur brata penyepian dengan khusuk.

Sehari sebelumnya berlangsung puncak ucakara Tawur Agung Kesange di catus pata perempatan Agung Semarapura Klungkung, bertepatan dengan Saniscara Sasih Tilem Kesanga, Jumat (16/3). Acara yang dimulai sejak pukul 10 Wita sebelum tengah hari ini dipuput oleh 6 orang sulinggih di semua lawa lingkungan Kota Semarapura, Klungkung. Hadir Pjs Bupati Sugiada, Sekda Klungkung Ir Putu Gde Winastra, Ketua DPRD Klungkung diwakili wayan widiana dan unsur forum pimpinan daerah dan seluruh SKPD Klungkung.

Panitia ucakara Dewa Ketut Soma menyebutkan gelaran puncak upakara Tawur Kesanga kali ini  disimbulkan sekar kuncup ketengah, yang dimaknai semua gelaran upakara mengarah ketengah ke pusat. Sedangkan Ide Peranda yang muput upakara Tawur Kesanga ini ada 6 sulinggih. "Untuk muput di poros tengah di catus pata perempatan Agung Klungkung dipuput ide Peranda Gde Putra Tembau dari gria Aan bersam Ide Perande Gde Wayan Darma dari  Gria wanasari.  Sementara yang muput dilawa Kangin Ide Peranda Wayahan Keniten dari Gria Tengah Semarapura. Untuk di Lawa Kelod dipuput Ide Peranda Gde Agra Kemenuh dari  Gria Kutuh Kamasan, dan pemungkas gelaran di lawa Kauh dipuput  Ide Peranda Gde Made Tembau dari Gria Kulon Aan, dan di lawa Kaja dipuput oleh  Ide Peranda Gde Made Rai Pidada dari Gria Pidada Sengguan.

Manggala Dewa Ketut Soma menyebutkan, makna sekar kuncup sebagai wujud di tahun saca yang akan datang 1940 ini semua kehidupan dimaknai menyatu ditengah menguncup sebagai dimaknai mengunci kehidupan agar dunia menjadi lebih baik.

Serangkaian ritual yang menyertai gelaran upakara Tawur Kesanga antara lain sesolahan Topeng, Rejang Dewa, Rejang Renteng ,Tari Jangkang serta dipungkasi ritual tabuh rah.

Di puncak pelaksanaan upacara tawur ini seluruh umat yang hadir melaksanakan persembahyangan bersama. Di akhir ucara seluruh bendesa pakraman yang hadir nunas nasi tawur dan tirta tawur untuk dibagikan kepada seluruh warga Klungkung untuk disajikan pada buta kala di masing masing pekarangan rumah soang soang untuk menyomiakan semua buta kala agar tidak ngerubeda di Hari Raya Nyepi tahun saca 1940 yang akan datang.