balitribune.co.id | Badung - Bahan-bahan organik kini digunakan untuk pembuatan Ogoh-ogoh menjelang Hari Suci Nyepi pada 22 Maret 2023. Kalangan muda semakin sadar untuk memanfaatkan bahan alami dalam proses membuat Ogoh-ogoh.
Hal ini menunjukkan pembuatan karya Ogoh-ogoh jelang Hari Suci Nyepi kian mengalami perkembangan kreativitas.
Pemanfaatan bahan-bahan organik dari alam dan penggunakan teknologi menjadi tren di kalangan pemuda atau Sekaa Teruna mengkreasikan pembuatan Ogoh-ogoh yang kini dilombakan kembali pascaCovid-19. Ketua St. Sari Sabana Banjar Tegeh Sari Desa Adat Kerobokan Kabupaten Badung, I Gede Indra Bhaskara mengatakan bahan-bahan alami yang digunakan seperti serabut kelapa, kulit telur bekas, pelepah pisang dan bambu.
"Kedepan saya berharap, anak-anak muda di Bali bisa berkreativitas semampunya dan apa yang dituangkan bisa melalui karya," katanya di Badung beberapa waktu lalu.
Tradisi pembuatan Ogoh-ogoh menjadi ruang adu kreativitas bagi kaum muda di Bali setiap menjelang perayaan Hari Suci Nyepi. Tidak hanya memperhatikan ukuran, bentuk dan warna, namun kreativitas Ogoh-ogoh kini mengalami tren pemanfaatan bahan-bahan organik dan penggunakan teknologi motor penggerak.
Adanya lomba Ogoh-ogoh yang digelar kembali pasca-pandemi ini diharapkan dapat terlaksana berkelanjutan. Hal ini demi menambah semangat kreativitas generasi muda turut melestarikan tradisi adat dan budaya masyarakat Bali.