balitribune.co.id | Nusa Dua – Meskipun Tiongkok daratan telah mengumumkan larangan grup wisata dari Tiongkok ke luar negeri sebagai upaya untuk mencegah penyebaran virus corona, pengelola kawasan The Nusa Dua (ITDC) masih melihat potensi kedatangan turis mancanegara Greater China yaitu Taiwan, Hong kong dan Macau.
Managing Director The Nusa Dua, Gusti Ngurah Ardita kepada Bali Tribune, Selasa (28/1) mengatakan, turis dari Tiongkok daratan menyumbang okupansi atau tingkat hunian kamar hotel di kawasan Nusa Dua sekitar 20%. Sisanya, tingkat hunian diisi oleh turis dari Australia, Eropa, domestik dan Negara-negara Asia lainnya.
"Tidak berarti kami kehilangan okupansi 20% (yang diakibatkan Tiongkok daratan telah mengumumkan larangan grup wisata ke luar negeri). Tapi masih ada Greater China lainnya seperti Taiwan, Macau dan Hong Kong untuk mengisi okupansi dari Tiongkok daratan," katanya.
Berdasarkan data Dinas Pariwisata Daerah Bali, kedatangan turis dari Greater China pada 2019 yakni Hong Kong 3.515 kunjungan, Macau 31 orang dan Taiwan 107.404 kunjungan.
Selain itu, pemerintah bisa menggenjot kedatangan turis asing ke Bali dari negara-negara lainnya. Sehingga, sejumlah hotel di Bali maupun di kawasan Nusa Dua khususnya tidak kehilangan okupansi secara signifikan. "Kami saat ini sedang mengecek ke beberapa hotel di kawasan untuk memonitor tentang beberapa pengaruhnya terhadap kebijakan (penghentian sementara penerbangan dari Denpasar-Wuhan, Tiongkok) dan kondisi ini," terang Ardita.
Pihaknya juga telah menyampaikan imbauan ke hotel-hotel di kawasan agar segera melakukan tindakan jika ada wisatawan yang menginap dalam kondisi sakit sesuai ciri-ciri virus yang menyebar di Kota Wuhan tersebut. "Jika ada terindikasi supaya menghubungi pihak pengelola ITDC Nusa Dua dan segera membawa ke rumah sakit yang ada di kawasan agar bisa melakukan penanganan awal. Mudah-mudahan tidak terjadi hal-hal itu (terindikasi virus corona," bebernya.
Menurut dia, menyikapi kondisi ini calon wisatawan memilih beberapa kemungkinan yang terjadi, diantaranya melakukan penunandaan kedatangan atau reschedule maupun dilakukan pembatalan bagi yang sudah melakukan pemesanan. "Terkait ini (pembatalan/rechedule) masih kami koordinasikan dengan pihak-pihak hotel. Cancelation Fee itu tentunya kebijakan dari masing-masing hotel," kata Ardita.
Hal yang perlu dilakukan saat ini untuk meyakinkan calon wisatawan memilih Bali sebagai destinasi yang aman untuk dikunjungi yakni dengan cara meningkatkan kesiapan deteksi di Bandar Udara I Gusti Ngurah Rai dengan baik dan semua sektor industri pariwisata juga melakukan antisipasi dengan baik. "Karena yang banyak masuk ke Bali melalui penerbangan. Kita yakinkan bahwa belum ada yang terindikasi positif terhadap itu," tegasnya.
Rata-rata okupansi di kawasan ITDC pada Januari 2020 ini di atas 80%. "Kalau misalnya kebijakan (penghentian sementara penerbangan dari Wuhan ke Bali) dilakukan sampai Februari 2020 akan ada potensi menurunkan okupansi," cetusnya.