Mangupura, Bali Tribune
Made Deya Surya Saraswati mengaku optimistis mengulang sukses di Kejuaraan Bulutangkis ASEAN School Games di Thailand, 21-29 Juli mendatang. Terlebih juara di ajang ini dua tahun lalu tidak bisa berlaga karena adanya batasan umur.
Ditemui di tempat latihannya, PB Kejora Badung, Rabu (13/7), Deya yang juga pebulutangkis PON Bali ini mengatakan, pada ASEAN School Games dua tahun lalu di Filipina, dirinya meraih medali perunggu nomor tunggal putri sedangkan di beregu berhasil memboyong perak.
“Di Thailand nanti saya tetap membawa nama tim Indonesia, saya target minimal meraih perunggu di perorangan karena pada kejuaraan sama di Filipina saya meraih medali perunggu,” ujar Deya.
Menurutnya peluang di perorangan itu terbuka, karena dirinya sekarang ini masuk di batas akhir usia yang ditentukan yakni maksimal kelahiran tahun 1998. “Itu artinya ada pebulutangkis tangguh yang dua tahun lalu meraih medali perak atau emas, sudah tidak bisa main lagi. Tapi saya tetap harus menjaga konsentrasi dan tidak meremehkan lawan,” imbuhnya.
Baginya semua lawan akan dianggap berat terutama pebulutangkis tuan rumah Thailand dan Malaysia. Meski demikian pihaknya tetap optimis dengan pengalamannya ikut beberapa event internasional.
“Saya sudah terbiasa menghadapi lawan-lawan tangguh di kejuaraan internasional, baik yang digelar di luar Indonesia maupun di dalam negeri. Pengalaman itulah menjadi modal saya minimal mampu meraih perunggu sebagai target di perorangan. Kalau di beregu lihat nanti saja,” urainya.
Diakui Deya, kejuaraan itu diikutinya karena dirinya dipanggil Kemenpora dengan pebulutangkis daerah lainnya untuk masuk tim Indonesia. Ditambahkannya, tim bulutangkis Indonesia di event itu diperkuat tujuh atlet putri termasuk dirinya, serta delapan putra dengan tiga pelatih. “Saya berangkat ke Jakarta 19 Juli dan berangkat ke Thailand dengan tim,” pungkasnya.