balitribune.co.id | Negara - Seiring bertambahnya akumulasi kasus terkonfirmasi positif covid-19 di Jembrana, jumlah pasien covid-19 meninggal dunia juga semakin bertambah. Bahkan dari catatan Satgas Penanganan Covid-19 Kabupaten Jembrana, tidak semua pasien terkonfirmasi covid-19 yang meninggal dunia tersebut memiliki penyakit penyerta (comorbid).
Berdasarkan data yang diperoleh pada Satgas Covid-19 Kabupaten Jembrana, hingga Minggu (10/1) jumlah pasien terkonfirmasi positif covid-19 yang meninggal dunia sudah mencapai 30 orang. Teranyar Kepala Kantor Kementerian Agama Jembrana, I Made Sudarmita, meninggal dunia pada Minggu dinihari. Juru Bicara Satgas Covid-19 Jembrana, dr. I Gusti Agung Putu Arisantha dikonfrimasi Minggu kemarin mengakui adanya penambahan pasien covid-19 asal Jembrana yang meninggal dunia tersebut.
Pasien asal Kelurahan Dauhwaru, Kecamatan Jembrana meninggal dunia diusia 56 tahun saat menjalani perawatan di RSPTN Unud Denpasar. Sebelum di rujuk ke RSPTN Unud Denpasar, pasien rujukan dari salah satu rumah sakit swasta di Jembrana ini juga sempat mendapat perawatan di RSU Negara sejak Minggu (27/12) lalu dengan keluhan sesak dan batuk. "Sudah sekitar 10 harian lalu saya menerima informasi pasien masuk RSU Negara. Memang setelah di screening, test swabnya positif, " ujarnya.
Menurutnya dalam perawatan di RSU Negara, pasien mengalami penurunan kadar oksigen, dibawah saturasi oksigen nomal 50 persen. Akhirnya pasien dirujuk ke RSPTN Unud Denpasar pada (1/1) lalu. Ia mengakui sempat mendapat kabar dari istri pasien jika kondisinya sempat membaik. Namun pada Sabtu kondisnya kembali drop hingga membutuhkan donor darah plasma dan Minggu dini hari pihaknya menerima informasi pasien meninggal dunia. “Beliau meninggal dunia pukul 00.15 Wita,” jelasnya.
Bahkan berdasarkan catatan yang dimiliki pihaknya, ia menyebut dari jumlah pasien terkonfirmasi covid-19 yang meninggal dunia tersebut, tidak semua memiliki riwayat penyakit penyerta (comorbid). “Yang memiliki riwayat komorbid 52 persen. Bisa disimpulkan , bahwa covid-19 ini bisa juga beresiko menimbulkan kematian bagi yang tidak memiliki komorbid. 48 persen tidak memiliki riwayat penyakit penyerta. Pihaknya pun meminta masyarakat untuk disiplin menerapakan protokol kesehatan.
“Artinya harus kita waspadai, jangan dipandang remeh, utamanya dengan menerapkan protokol kesehatan secara disiplin," tegasnya. Pasien covid-19 meninggal dunia menurutnya didominasi usia lanjut. Dijelaskannya selain penerapan protokol kesehatan secara ketat serta 3 T yakni test (pemeriksaan), tracing (pelacakan) dan treatmen (pengobatan), dalam penanganan covid-19 juga akan dilaksakan vaksinasi serentak. Untuk tahap awal, vaksinasi covid-19 akan di prioritaskan kepada tenaga kesehatan.
Pelaksanaan vaksinasi tahap pertama ini dikatakannya akan direncanakan dilaksanakan pada bulan Januari ini hingga Februari mendatang, “untuk tahap awal akan disiapkan sejumlah 1570 orang, diprioritaskan bagi tenaga medis yang terlibat dalam penanganan covid-19 di Jembrana. Tahap kedua akan segera divaksin 1.010 orang , menunggu kiriman vaksin yang sudah dialokasikan Dinas Kesehatan Provinsi Bali. Vaksinasi masih menunggu ijin penggunaan darurat vaksin dari BPOM,” tandasnya.