BALI TRIBUNE - Pencarian terhadap Mahbub (18) pelajar SMA Kelas XII asal Pasuruan, Jawa Timur yang menghilang setelah tecebur saat selfi dari atas KMP Mutiara Alas III di perairan Selat Bali pada Rabu (28/7) lalu, terus dilakukan.
Bahkan, pencarian yang dilaksanakan pada hari keempat Jumat (30/6), melibatkan satu unit armada helikopter milik Badan SAR Nasional (Basarnas). Kordinator Pos SAR Jembrana, Ida Bagus Surya Wirawan saat dikonfrimasi Jumat petang mengatakan radius pencarian semakin diperluas.
Dikatakannya selain penyisiran di laut dan di pesisir, untuk melakukan pencarian terhadap salah satu anggota rombongan wisata reliji (ziarah) asal Desa Semare, Kecamatan Kraton, Kabupaten Pasuruan Jawa Timur yang hingga kini belum diketahui keberadaannya itu juga mempergunakan armada helikopter.
Ia membantah pencarian mengguanakan helikopter itu dilakukan karena ada permintaan keluarga ataupun adanya hambatan pada pencarian yang dilakukan di darat maupun di laut, melainkan untuk lebih mengefektikan pencarian dan area pencarian lebih luas.
Helikopter Basarnas itu dikatakannya langsung didatangkan dari Bandara Ngurah Rai, Badung. Pencarian dari udara dimulai pukul 09.00 Wita dengan radius hingga 10 KM dari ketinggian 18 meter di atas permukaan laut. Dengan mempertimbangkan pasokan bahan bakar, pencarian mempergunakan helikopter dilakukan selama satu setengah jam.
Ia mengaku hingga pencarian dari udara itu berkahir pukul 10.30 Wita, keberadaan korban juga belum terlihat di perairan Selat Bali. Pihaknya juga memperluas area pencarian hingga 1 mil arah selatan Pelabuhan Penyeberangan Gilimanuk.
Jumat kemarin tim telah menelusuri Teluk Gilimanuk serta menyisir hutan bakau yang ada di sepanjang Teluk Gilimanuk. Penyisiran di darat juga masih tetap dilakukan. Berdasarkan pengalaman dari operasi-operasi pencarian yang pernah dilakukan di Gilimanuk dan informasi dari para nelayan di Gilimanuk korban tenggelam biasanya ditemukan di pantai selatan perkampungan hingga pasir putih di Teluk Prapat Agung. Namun karena kondisi arus di Selat Bali sangat deras dan arahnya berubah-ubah mengikuti pasang surut dan perbedaan arus dipermukaan dengan di kedalaman memungkinkan korban hanyut terbawa arus.