Denpasar | Bali Tribune.co.id – Tiga dari perkiraan tujuh pelaku perampokan money changer PT Bali Maspin Tjinra berhasil diringkus Tim Gabungan Polda Bali. Satu pelaku adalah warga negara Rusia ditembak mati polisi karena berusaha melawan saat ditangkap.
Dua pelaku lain juga dihadiahi timah panas, seorang dalam kondisi kritis, dan satunya dalam kondisi aman. Ketiga pelaku yang berhasil diringkus serta 4 pelaku lain yang masih dalam pengejaran semuanya berkewarganegaraan Rusia.
"Tiga pelaku berhasil diringkus Tim Gabungan Polda Bali. Satu ditembak mati, satu masih kritis dan satu dalam kondisi aman. Mereka terpaksa ditembak karena berusaha melawan petugas," ungkap sumber terpercaya Bali Tribune, Selasa (19/3) sore.
Menurut sumber, para pelaku ini juga merupakan pelaku perampokan money changer di Jalan Nakula Kuta beberapa bulan lalu serta diduga juga pelaku perampasan senjata milik anggota Brimob di Hotel Ayana pada 8 Agustus 2017 lalu. Dugaan kuat sebagai pelaku perampasan senjata karena ditemukan ada magazine di lokasi perampokan dan di lokasi penangkapan di sebuah kos kosan dekat kampus Politeknik Udayana Jimbaran.
"Ada ditemukan magazine. Tapi senjatanya belum ketemu. Mungkin sudah dibawa lari," tutur sumber tersebut.
Perampokan terhadap money changer PT Bali Maspin Tjinra yang terletak di Jalan Pratama No 36 XY Banjar Terora Kelurahan Tanjung Benoa terjadi sekitar pukul 01.00 Wita, Selasa (19/3). Informasi yang berhasil dihimpun Bali Tribune mengatakan, para pelaku diduga lebih dari 5 orang, masuk melalui pintu bagian belakang kemudian mendobrak pintu dan langsung melumpuhkan 3 orang karyawan dengan cara memukul dan menodongkan pisau.
“Ketiga karyawan itu adalah Mohammad Sandriadi (20), Gedi Kurniawan dan Abdul Karim. Mereka masuk langsung menyerang dan melumpuhkan ketiga orang karyawan ini," ungkap seorang petugas kepolisian.
Salah satu korban, Mohammad Sandriadi, pria asal Jember Jawa Timur, kepada polisi mengaku sedang duduk di belakang sebelah pintu sambal main handphonenya. Tiba-tiba ada beberapa orang tidak dikenal masuk lewat pintu belakang dengan cara mendorong pintu kemudian masuk dan memukul dirinya pada bagian wajah sebanyak satu kali. Kemudian dua orang pelaku lainnya menyerang Gedi dan Abdul Karim. Setelah melumpuhkan karyawan dan security, selanjutnya para pelaku mengikat menggunakan tali dan melakban semua karyawan kemudian dimasukkan ke kamar belakang.
"Setelah itu para pelaku menggasak uang dan pergi. Gedi lari minta bantuan kepada karyawan Pepito atas nama Putu Widiarta. Kemudian Gedi dibantu oleh Putu Widiarta untuk membuka lakban dan ikatan tangannya. Setelah itu baru korban melaporkan ke Polsek Kuta Selatan," tutur petugas yang tidak mau disebutkan namanya ini.
Para pelaku berhasil mengambil uang dalam brangkas diperkirkan kurang lebih Rp 900 juta dan valas asing kurang lebih 5.600 dollar Amerika. Sementara barang - barang yang ditemukan di TKP diduga milik para pelaku, yaitu lakban warna hitam yang dipakai menyumpal mulut korban, tali tambang warna biru untuk mengikat korban dan satu buah magazen SS1 berisi peluru. ray