balitribune.co.id | Bangli - Kondisi Pasar Amerta Gunung Sari atau yang lebih dikenal dengan sebutan Pasar Yangapi, Kecamatan Tembuku, Bangli, sangat memprihatinkan. Pasar yang berdiri pada tahun 1980 tersebut selain sepi pengunjung juga beberapa bangunan pasar (Ruko) banyak yang sudah rusak karena termakan usia. Perlu kajian yang matang agar pasar tersebut bisa beroperasi secara optimal.
Anggota DPRD Bangli I Made Sudiasa saat dikonfirmasi mengatakan, pasar memegang peran penting dalam menggerakkan ekonomi masyarakat selain sebagai muara dari produk-produk rakyat, pasar juga berfungsi sebagi tempat untuk bekerja yang sanagt berarti bagi masyarakat. “Peran pasar sangat strategisdalam peningkatan perekonomian masyarakat,” ujar Made Sudiasa, Rabu (17/4).
Pihaknya tidak menampik melihat kondisi Pasar Yangapi yang sepi. Dibandingkan dengan tiga pasar, yakni Pasar Kidul, Bangli, Pasar Kayuambua Susut, dan Pasar Singamandawa Kintamani yang dikelola Pemkab Bangli, mungkin Pasar Yangapi paling kecil bisa menyetor pendapatan dari hasil pungutan retribusi ke kas daerah. Karena pasar merupakan pusat perekonomian, maka perlu dilakukan survai atau analisis secara menyeluruh kaitanya dengan potensi.
Menurutnya, Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) memilki tanggung jawab atas asset tersebut, sehingga kedepanya asset tersebut bisa memberikan dampak ekonomi terhadap masyarakat dan asset tersebut juga bisa memberikan kontribusi PAD kepada pemerintah daerah. ”Ini menjadi tanggung jawab Kadisperindag untuk melakukan analisis secara menyeluruh, sejauh ini kami lihat belum ada upaya nyata yang dilakukan dinas untuk pengembangan pasar Yangapi,” tegasnya.