Permintaan Membludak, Pembuat Masker Kain Mampu Produksi 1.000 Pcs Per Hari | Bali Tribune
Diposting : 2 April 2020 21:46
Ayu Eka Agustini - Bali Tribune
Bali Tribune / MASKER KAIN - Proses menjahit masker kain yang dilakukan oleh penjahit pakaian karena tingginya permintaan masyarakat ditengah pandemi Covid-19

balitribune.co.id | Denpasar - Sejak wabah Corona (Covid-19) menginfeksi warga negara Indonesia, masyarakat Bali memburu masker untuk melindungi diri dari serangan virus yang menyerang pernafasan tersebut. Akibatnya, masker di pasaran menjadi langka sehingga masyarakat memilih alternatif menggunakan masker kain. 

Hal ini pun menjadi peluang emas bagi yang memiliki profesi penjahit pakaian di Bali. Salah seorang penjahit di Denpasar, Luh Resini kepada Bali Tribune, Kamis (2/4) menyampaikan bahwa masker kain kian diburu masyarakat untuk melindungi diri dari serangan virus yang mewabah di ratusan negara tersebut. 

"Awalnya saya memang tukang jahit pakaian, melihat kondisi sekarang ini banyak yang tidak kebagian membeli masker karena pasokan terbatas. Sehingga pada awal Maret 2020 saya membuat masker kain," terangnya. 

Ia memilih membuat masker kain karena lebih simpel dan bisa dicuci kembali serta bahan baku pembuatannya pun mudah didapat di Denpasar. Masker kain ini diakuinya mendapat respon positif dari masyarakat dan banyak mendapatkan pesanan. 

"Karena banyak pesanan, saya setiap hari memproduksi masker kain ini. Sekali produksi menghabiskan kain katun 3 roll mampu menghasilkan 1.000 picis masker kain," sebut Resini. 

Penjualannya pun sangat mudah, karena banyak yang memesan lewat online maupun offline di toko-toko. Masker kain dijual sangat terjangkau per picis Rp 7.000, untuk satu lusin Rp 50 ribu. "Masker kain biasanya tahan 2-3 bulanan," ucapnya. 

Setelah dipakai, masker harus dicuci pakai air hangat, setelah kering disetrika dan dapat dipakai lagi. Selain menggunakan masker untuk menutup mulut dan hidung saat bersin serta batuk, masyarakat juga diminta untuk rajin mencuci tangan dengan air bersih dan sabun serta menerapkan pola hidup bersih dan sehat agar tidak terpapar Covid-19.