BALI TRIBUNE - Tanpa bermaksud mengesampingkan cabang olahraga lain, Wakil Ketua DPRD Bangli I Komang Carles SE, meminta KONI Bangli dalam hal pendistribusian anggaran ke masing- masing cabor harus melihat prestasi yang telah diraihnya, dan melihat rutinitas agenda pertandingan yang diikuti cabor.
“Untuk porsi anggaran untuk cabor profesional yakni harus mengacu prestasi yang telah diraih cabor dalam mengikuti beberpa event lomba,“ ujarnya, Minggu (22/10) lalu.
Dia mengatakan, jika berkaca dari beberapa hajatan baik itu porseni dan porda, hanya beberapa cabor saja yang mampu meraih medali. Seperti judo, karate, pencak silat, atletik, bulutangkis. Ia menambahkan dengan anggaran untuk KONI yang terus meningkat, sepatutnya diimbangi dengan raihan prestasi. Untuk meraih prestasi tidak bisa dilakukan secara instan, yakni pembinaan baru dilakukan menjelang ada hajatan.
“Bangli sejatinya memiliki bibit- bibit atlet yang menjanjikan, namun karena kurangnya pembinaan, mereka tidak bisa berkembang,“ tegas Carles.
Kurangnya dalam pembinaan atlet dapat dilihat dari keikutsertaan Bangli dalam porprov kemarin, dimana kontingen Bangli justru menggunakan atlet dari luar. “Untuk cabor bola basket putra kita harus mendatangkan atlet dari luar, ini sangat memalukan,” katanya.
Sepatutnya KONI Bangli, kata dia, memiliki rekam jejak masing-masing cabor. Dari rekam jejak itu KONI bisa memetakan anggaran buat masing-masing cabor dalam mengikuti event-event di luar porsenijar dan porprov.
Lemahnya pemetaan dan kurang profesionalnya dalam hal pembagian dana pembinaan yang dilakukan KONI, bisa dilihat di cabor karate, dimana untuk latihan sehari-hari harus ditanggung atlet dan orangtua atlet.