Puspanegara: Pemerintah Perlu Siapkan Mitigasi Bencana | Bali Tribune
Bali Tribune, Selasa 03 Desember 2024
Diposting : 28 December 2017 21:59
Arief Wibisono - Bali Tribune
domestik
Wayan Puspanegara

BALI TRIBUNE - Pariwisata Bali akhir tahun 2017 berangsur pulih namun tak seglamour akhir tahun 2016. Di tengah status awas dan fluktuasi erupsi Gunung Agung saat ini, meski dipastikan Bali masih sangat aman dan nyaman untuk dikunjungi. Sejatinya pariwisata Bali berangsur normal dan stabil, namun kondisi yang tercipta selama ini mulai dari sempat ditutupnya bandara selama dua hari , hingga faktor psikologis temporer, telah membuat kondisi kunjungan wisman sempat anjlok ke titik nadir di tanggal 27 dan 28 November.

Bahkan pada tanggal 29 November lalu, jumlah wisatawan mancanegara (wisman) yang masuk ke Bali hanya 17 orang. Sementara yang keluar Bali sebanyak 13 ribu orang. Dalam keadaan normal, dalam sehari, ada 14 ribu wisman yang masuk ke Bali. “Namun kondisi berangsur naik tanggal 30 November sampai 15 Desember. Dari tiga ribuan hingga tujuh ribuan dan naik signifikan pada 16 Desember, 12 ribuan wisman masuk ke Bali,” ujar Corporate Affair Discovery Shopping Mall (DSM) Wayan Puspanegara, saat ditemui tempat kerjanya di Kuta, Rabu (27/12).

Menurutnya, Bali di mata turis dunia tetap menarik, terlebih tahun 2017 ini Bali dinobatkan oleh TripAdvisor sebagai WORLD 1st BEST DESTINATION & 15Th WORLD BEST PLACE TO VISIT 2017 versi US NEWS. Ini merupakan kekuatan promosi Bali, saat ini ditambah membludaknya wisatawan domestik melalui jalur laut dan juga bandara untuk libur akhir tahun. “Kini rata rata okupansi hotel di kawasan kuta mencapai 65 persen hingga 75 persen. Hal ini sudah menunjukkan tren stabil namun tidak sesumringah tahun 2016,” katanya lagi.

Dikatakan, biasanya berdasarkan pengalaman yang lalu mulai tanggal 25 desember 2016 tingkat hunian sudah mencapai 85 persen sampai dengan 95 persen dan mencapai 100 persen hingga perayaan akhir tahun (peak season). “Kita banyak mendapat pelajaran berharga dari kondisi Gunung Agung untuk dijadikan kekuatan di antaranya, kesiapan mitigasi bencana terhadap wisman, tata cara penanganan kedaruratan informasi (help desk) dan tata cara penanganan kedaruratan pelayanan (servis emergency) dalam mentreatment wisatawan,” paparnya.

Artinya, kata dia, pemerintah Bali dan kabupaten/kota sudah selayaknya harus menganggarkan dana kontigensi (tak terduga), inovatif di sektor tata cara servis dan tata cara informasi tahun 2018 dan seterusnya untuk men-treatment wisman yang terjebak jika kemudian Gunung Agung erupsi atau ada bencana lainnya. Skema ini perlu diambil di mana sebelumnya ketika wisman terjebak karena bandara tutup mereka tidak mendapat pelayanan informasi dan pelayanan khusus kedaruratan yang memadai. “Hal ini tidak boleh terjadi lagi. Semoga di 2018 Bali kembali pulih dab lebih siap terhadap guncangan bencana,” harapnya.