BALI TRIBUNE - Sebagaimana UU Nomor 6 tahun 2014 tentang Desa, masing-masing desa diberikan kewenangan penuh untuk mengelola secara langsung sumber daya manusia dan juga sumber anggaran serta menempati posisi yang sangat strategis dalam tatanan sistem pemerintahan. Oleh karena itu, adanya kegiatan program Rembug Desa tersebut sangat diharapkan mampu membangkitkan semangat atau spirit masyarakat untuk membangun desa tersebut secara bergotong royong.
Demikian disampaikan Gubernur Bali Made Mangku Pastika dalam sambutannya yang dibacakan Wagub Ketut Sudikerta saat menghadiri kegiatan Rembug Desa serangkaian perayaan HUT Provinsi Bali ke-59 di Gedung Ksirarnawa, Taman Budaya, Denpasar, Jumat (4/8) kemarin.
“Saya sangat menginginkan agar kegiatan ini dapat dijadikan sebagai ajang untuk saling bertukar pikiran dan pendapat terkait dengan permasalahan – permasalahan dalam pelaksanaan program pembangunan desa sehingga mampu membangkitkan kembali semangat untuk membangun desa kearah yang lebih baik,” ucap Sudikerta membacakan sambutan Gubernur.
Dia meyakini, Rembug Desa mampu mengurangi beban tugas dari para kepala desa/perbekel dalam melaksanakan program dan kegiatan.
Gubernur juga menegaskan, segala peraturan dan regulasi tentang desa yang selama ini diberlakukan agar tidak dipandang sebagai beban oleh para Kepala Desa (Perbekel) melainkan dimaknai sebagai upaya dan langkah untuk mengadakan perbaikan dan penyempurnaan guna peningkatan kualitas pelayanan publik sekaligus dinamisasi dan motivasi dalam membangkitkan partisipasi masyarakat dalam pembangunan.
Lebih lanjut disampaikan Pastika, upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat bukan hanya milik pemerintah melainkan juga melibatkan seluruh lapisan masyarakat, oleh karena itu pemberdayaan masyarakat desa melalui kegiatan rembug desa ini sangatlah penting dalam upaya meningkatkan kemampuan dan kemandirian masyarakat dalam membangun diri dan lingkungannya.
“Masyarakat tidak semata–mata bergantung pada berbagai program pemberian pemerintah, namun juga harus mampu berinisitif dan berinovisi dan sudah tentu juga harus ada dukungan dari pemerintah sehingga mampu memberikan dukungan positif terhadap pembangunan desa,” imbuh Pastika.
Sementara itu, Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Republik Indonesia Eko Putro Sandjojo dalam sambutannya sangat mengapresiasi seluruh jajaran pemerintahan di Bali karena telah mampu mengentaskan kemiskinan secara berkelanjutan.
Ia mengaku suksesnya pengentasan kemiskinan tersebut sebagai akibat dari program – program yang dijalankan oleh pemerintah daerah, kabupaten dan juga desa dapat dilaksanakan dan dikoordinasikan dengan baik sehingga muncul sebuah sinergitas yang mampu bergerak cepat dalam menuntaskan kemiskinan tersebut.
Lanjut dikatakan Eko Putro menyampaikan, Bali juga menjadi salah satu provinsi terbaik dalam hal pengimplementasian dana desa. Dia menambahkan, sebagai salah satu provinsi terbaik, Bali dengan cepat mampu menyesuaikan semua program yang dibuat oleh kementerian desa.
Untuk itu Eko Putro berharap, pencapaian dimaksud terus dipertahankan dan juga ditingkatkan sehingga kedepan kemiskinan di Bali dapat dituntaskan.
Dalam kesempatan tersebut Eko Putro juga meminta kepada Pemprov Bali agar tidak segan – segan dalam mengajukan program kegiatan kepada kementerian desa yang terkait dengan pengembangan dan memajukan kesejahteraan desa.
“Karena program Nawa Cita yang dicanangkan Presiden Joko Widodo sangat interest terhadap pembangunan desa,”tegas Eko Putro.
Selain ditandai dengan penancapan layon, pada pembukaan Rembug Desa juga dilakukan pengukuhan Forum Komunikasi Perbekel Provinsi Bali oleh Wakil Gubernur Bali Ketut Sudikerta serta penyerahan Hadiah kepada pemenang lomba desa tingkat Provinsi Bali.