Rumah Warga Hilang dan Rusak Tersapu Banjir Upaya Pemulihan Jadi Perhatian Serius | Bali Tribune
Bali Tribune, Kamis 28 Maret 2024
Diposting : 22 January 2021 17:15
Putu Agus Mahendra - Bali Tribune
Bali Tribune/RUSAK - Banjir bandang beberapa waktu lalu menyebabkan kerusakan infrastruktur.
balitribune.co.id | Negara - Banjir bandang yang terjadi pada Jumat (15/1) dan Sabtu (16/1) menyebabkan kerusakan infrastruktur. Tidak sedikit bangunan rumah warga yang rusak setelah diterjang air sungai yang meluap. Kini penanganan pemulihan pasca banjir menjadi perhatian kalangan legislative di Jembrana.
 
Sebelumnya dua daerah aliran sungai (DAS) di Kecamatan Pekutatan meluap pada Jumat (15/1) dini hari. DAS Yehsatang (perbatasan Kecamatan Mendoyo dan Pekutatan) meluap hingga permukiman warga. Akibatnya 12 rumah di Banjar Loloan, Desa Medewi terendam, 1 rumah diantaranya hanyut dan dua lainnya rusak berat. Ruas jalan penghubung antar banjar juga terputus. Begitupula luapan DAS Medewi disaat bersamaan menyebabkan 7 rumah di Banjar Pulukan terdampak banjir, 3 rumah di antaranya rusak parah. DAS Pulukan meluap pada Jumat (15/1) malam. Sedikitnya 10 rumah warga di Tempek Lapangan Bawah, Banjar Pasar, Pekutatan terendam air setinggi lebih dari 1,5 meter. Bahkan beberapa bangunan juga luluh lanta karena diterjang luapan air sungai. 
 
Dampak banjir bandang yang menyembabkan kerusakan infrastruktur mengundang keperihatinan. Termasuk dari kalangan legislative di Jembrana. Salah satu yang kini menjadi perhatian serius para Anggota DPRD Jembrana adalah upaya penanganan pemulihan pasca banjir. Seperti yang diungkapkan I Ketut Sadwi Darmawan. Anggota Fraksi Gerindra DPRD Jembrana ini mengharapkan agar korban bencana tersebut bisa diprioritaskan mendapatkan bantuan bedah rumah dan rehab rumah. 
 
Sementara pihak pemerintah desa kini tengah berupaya untuk mempercepat upaya pemulihan terhadap dampak kerusakan infrastruktur yang ditimbulkan banjir bandang yang menimpa wilayahnya masing-masing. Salah satunya yang dilakukan oleh Pemerintah Desa Medewi yang terkena dampak terparah. Perbekel Medewi Nengah Wirama mengatakan selain Sementara bantuan kedaruratan untuk penanganan banjir sudah cukup banyak ke posko yang dibangun Dinas Sosial, pihaknya akan segera mengusulkan bantuan bedah rumah dan rehab. Selain pemulihan terhadap rumah warga yang mengalami kerusakan, pihaknya mengharapkan agar jalan putus sepanjang 300 meter segera ditangani dan perlu dikawal pihak dewan.
 
Menurutnya, pasca terputusany akses jalan desa penghubung antar banjar tersebut, kini masyarakat hanya bisa memutar di jalur yang cukup jauh. Bahkan untuk ibadah ke masjid melalui kebun warga dan cukup rawan karena ada sutet. Sedangkan terhadap warga yang rumahnya hanyut kini masih berada di tenda pengungsian.  "Selama korban yang rumahnya hanyut belum memiliki tempat tinggal kami siap meminjamkan tenda selama digunakan,” ungkap Kepala Dinas Sosial Kabupaten Jembrana, dr. I Made Dwipayana.
 
Sedangkan  terkait bedah rumah pengajuannya melalui Dinas PU Kabupaten Jembrana. Sedangkan rehab rumah bagi warga yang rumahnya rusak menurutnya akan dibantu PMI  dan sudah di survey. Menurutnya korban bencana memang menjadi prioritas namun persyaratan juga harus terpenuhi karena menyangkut aturan. Seperti terkait bedah rumah ada persyaratan yang harus dipenuhi salah satunya kepemilikan tanah. "Kecuali sungai nanti dinormalisasi dan tanahnya kembali bisa dibangun di tempat semula," tandasnya.