Seniman dan Budayawan Adakan Pagelaran Nusantara di Puspem Badung | Bali Tribune
Diposting : 2 November 2023 20:12
ANA - Bali Tribune
Bali Tribune / BUDAYA - Kegiatan Temu Budaya Nusantara yang digelar Genta Nusantara dibuka oleh Ketua Widya Sabha Kabupaten Badung, Kamis (2/11).

balitribune.co.id | Mangupura - Ketua Widya Sabha Kabupaten Badung I Wayan Selat Wirata mewakili Kadis Kebudayaan Badung membuka acara Temu Budaya Nusantara di Puspem Badung pada Kamis (2/11).

Temu Budaya Nusantara yang digagas Genta Nusantara III ini mengambil tema “Mencintai Budaya, Memperkuat Jati Diri Bangsa”.

Ada sejumlah kegiatan dan pagelaran Nusantara yang akan digelar. Para pesertanya tercatat ada 11 Provinsi, 1 dari luar negeri, 626 orang seniman, 36 komunitas atau sanggar yang akan mengisi acara Genta Nusantara III.

Selat Wirata disela-sela acara menyatakan bahwa kegiatan ini guna meningkatkan silahturahmi dan menyamakan persepsi serta visi-misi antar sesama seniman dan budayawan.

“Acara ini dihadiri oleh 11 grup kabupaten atau provinsi dari berbagai daerah di Indonesia,” ujarnya.

Disebutkan sejumlah seniman yang hadir dalam kegiatan ini meliputi seniman panggung, tari, dalang, dan sejumlah seniman lainnya.

“Temu budaya Nusantara dari seniman-seniman ini dalam menyatukan visi misi kita dalam bersama-sama mencintai kesenian dan budaya nusantara,” kata Selat Wirata.

Pihaknya berharap dengan temu budaya ini akan semakin meningkatkan kecintaan masyarakat khususnya seniman dalam pelestarian seni dan budaya Indonesia.

“Walaupun budaya kita berbeda-beda kita harus mencintai semua. Kita orang Bali juga harus mencintai budaya Jawa begitu juga yang lain,” terangnya.

Selain mengadakan temu budaya Nusantara, Genta Nusantara ini juga akan mengadakan pagelaran di areal Puspem Badung. Pagelaran Nusantara dari persiapan, puncak acara dan penutupan akan dilangsungkan dari tanggal 2-5 November 2023.

Beberapa kegiatan yang digelar yakni, kegiatan pementasan seni budaya, karnaval budaya daerah dan wayang, dialog budaya, pameran UMKM khusus khas dari Jogjakarta dan berkunjung ke desa untuk belajar pada pemimpin (Kepala Desa) yang menjadi pemimpin terutama pada masyarakat multi kultur.