Tanpa Kebijakan Ekstrem, Perusahaan Pembiayaan Optimistis 2023 Tumbuh Positif | Bali Tribune
Diposting : 19 March 2023 18:25
YUE - Bali Tribune
Bali Tribune / Adam Luthfie (kiri), Benny Dwi Koestanto (di tengah), Rinto Friadi Daely
balitribune.co.id | Denpasar - Tahun 2023 membawa harapan baru di industri pembiayaan. Pasalnya, kebangkitan ekonomi pasca-pandemi Covid-19 mempengaruhi kinerja perusahaan pembiayaan. Dimana tahun ini, FIF yang merupakan perusahaan pembiayaan optimistis bisnis masih tumbuh kendati belum mencapai 100% atau sebelum pandemi. 
 
Corporate Communication and Corporate Social Responsibility Deputy Division Head FIF, Benny Dwi Koestanto mengatakan secara umum bisnis di Bali tahun ini akan tumbuh lebih baik dibandingkan selama pandemi tahun 2020-2022. "Walaupun ekonomi sudah pulih tapi belum 100 persen," ucapnya di Denpasar beberapa waktu lalu.  
 
FIF yang bisnis utamanya untuk pembiayaan motor, barang-barang elektronik rumahtangga serta pembiayaan bagi pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) meyakini ekomoni akan segera pulih sepenuhnya. "Kalau tidak ada kebijakan kondisi yang ekstrem seperti Covid-19 secara negatif, tahun ini kami optimistis pulih. Bisnis di sini (Bali) saat pandemi sangat berat. Penopang bisnis kami paling besar di pembiayaan motor sebesar 60 persen," jelasnya. 
 
Branch Manager FIF Kuta, Adam Luthfie berharap pembiayaan yang dimiliki FIF group mulai dari kendaraan, barang elektronik hingga UMKM dapat mendukung pelaku usaha dan UMKM. Sehingga ekonomi dapat tumbuh dan perputaran uang pun bisa lebih tinggi.
 
Rinto Friadi Daely, Kepala Cabang FIF Denpasar II mengatakan aset masih berpotensi tumbuh pada 2023 meski belum kembali normal sebelum pandemi. Kredit bermasalah saat pandemi Covid-19 lalu, bisa terlewati dengan program relaksasi kredit lewat mekanisme perpanjangan jangka waktu kredit.
“Sekarang sudah selesai dan tidak ada masalah, bisa dikatakan sudah normal kembali,” ungkapnya. 
 
Perusahaan pun kata dia melirik potensi lainnya di Bali yakni mendorong produk syariah diantaranya pembiayaan emas, kuota haji dan pembiayaan umroh. "Kita dorong ini di Bali dan sudah jalan awal tahun ini. Kalau menurut kita punya potensial, tapi tidak sebesar di luar Bali," imbuhnya.