balitribune.co.id | Amlapura - Pascapenyesuaian tarif dasar air PDAM, sejumlah anggota dewan menilai sampai saat ini belum ada perbaikan atau peningkatan layanan yang dilakukan oleh PDAM Perumda Giri Tohlangkir.
Anggota DPRD Karangasem dari Fraksi Nasdem, Karangasem, I Made Juwita, kepada awak media usai mengikuti Rapat Kerja gabungan membahas tentang pertanggung jawaban pelaksanaan APBD tahun 2022 pada Selasa (6/6) mengakui banyak menerima keluhan dari masyarakat terkait layanan PDAM Perumda Giri Tohlangkir Karangasem.
“Nah berdasarkan temuan kami di lapangan, ya sampai sekarang ini belum ada yang namanya perbaikan pelayanan sesuai dengan janji daripada direktur PDAM pada saat kenaikan tarif dasar dulu,” lugasnya.
Artinya kata Legislator asal Desa Seraya ini, kondisinya masih sama seperti dulu dimana masyarakat masih bergiliran mendapatkan air. Ada yang satu minggu sekali air PAM nya mengalir.
“Yang jelas belum ada perubahan seperti yang dijanjikan pada saat memberlakukan penyesuaian tarif dasar air. Ini banyak juga dikeluhkan dimedia sosial, jadi dengan bayar mahal masyarakat belum merasakan perubahan pelayanan,” ungkapnya.
Melihat tidak adanya peningkatan layanan, semestinya menurut Made Juita, kenaikan tarif dasar air ini harus dievaluasi. Nah kalau memang tidak memungkinkan untuk memberikan pelayanan dengan baik, ya penyesuaian tarif ini harus dievaluasi lagi dan dikembalikan ke tarif lama,” sentilnya.
Namun apabila pelayanan sudah bisa dilakukan dengan baik kepada masyarakat tentu pihaknya akan mendukung dan tidak mempermasalahkannya.
"Menyikapi hal ini, tentu secepatnya kami akan memanggil pihak PDAM Perumda Giri Tohlangkir, kami akan gelar rapat gabunga komisi bersama pihak PDAM,” rancangnya, sembari mencari waktu yang tepat.
Dipihak lain, Direktur Perumda Tirta Tohlangkir Karangasem, I Komang Adi Parwatha dikonfirmasi awak media mengatakan, pasca adanya penyesuaian tarif, pelayanan yang diberikan kepada pelanggan sudah cukup lebih baik daripada sebelumnya baik dari sisi respon maupun suplai air.
"Dengan keterbatasan SDM, kita berusaha gerak cepat merespon keluhan dan melaksanakan perbaikan. Memang diwaktu-waktu tertentu terjadi gangguan pasokan air itu karena ada kerusakan disamping karena jam padat penggunaan, tapi tidak sampai satu jam sudah bisa mengalir kembali,” bantah Parwatha.
Untuk masalah layanan air di Desa Seraya Timur, diakuinya memang masih terjadi, dan itu disebabkaan oleh beberapa faktor seperti debit air yang memang masih kurang, serta banyak jaringan yang sudah kropos dan untuk memperbaiki itu tidak semudab mebalikkan telapak tangan.
"Kalau berbicara di wilayah Seraya Timur memang saya akui, karena masih banyak jaringan bocor, serta perlu banyak revitalisasi. Selain itu debit air juga kecil. Atas kondisi itu kami sudah kordinasi dengan PUPR agar air telaga waja bisa mengalir kesana. Kami akan hitung kemabli untuk yang di Seraya, awal 2024 kita lakukan revitalisasi, kita akan kaji dulu karena pipa banyak yang sudah kropos,” tutupnya.