balitribune.co.id | Denpasar - Gelang tridatu hingga saat ini masih menjadi salah satu oleh-oleh bagi wisatawan yang mengunjungi Bali. Tren menggunakan gelang tridatu yang terbuat dari benang berwarna merah, hitam dan putih ini membuat salah seorang pelaku usaha di Bali memperluas pemasaran produknya dengan memanfaatkan platform penjualan online.
Co-Founder TuTu and Co, Wiko Wikarta mengaku tertarik menjalani usaha membuat gelang tridatu karena digemarin wisatawan domestik dan mancanegara. Pihaknya mempekerjakan 7 orang tenaga kerja di Denpasar untuk memenuhi permintaan gelang tridatu.
"Gelang tridatu yang saya jual seharga puluhan ribu rupiah. Meskipun mahal, tapi saya menjual kualitas. Saat ini saya pun menerima permintaan secara online," katanya di Denpasar beberapa waktu lalu.
Kata dia, untuk satu orang tenaga kerja mampu menyelesaikan 500 gelang tridatu dalam sehari. Wiko mengaku mampu menjual ribuan gelang tridatu dalam sebulan melalui penjualan online. "Market terbesar gelang tridatu masih di lokal, permintaan dari internasional seperti Eropa sudah ada," ungkap Wiko.
Ia menuturkan, ide usaha gelang tridatu muncul sebagai upaya dirinya untuk bangkit ditengah pandemi Covid-19 lalu. "Walau saya memiliki pengetahuan berbisnis yang terbatas, saya selalu teringat dengan semangat. Berkat berjualan online, omzet bisa meningkat 2,5 kali lipat. Bahkan kami mendapat kesempatan untuk terlibat pada kegiatan G20 lalu,” katanya.
Pelaku usaha gelang tridatu ini merupakan salah satu contoh UMKM Bali yang telah merasakan dampak positif dari berjualan online di toko daring. Namun pihaknya mengaku hingga saat ini masih melayani penjualan secara offline.