Wagub Sudikerta Apresiasi Langkah Pendampingan BI | Bali Tribune
Diposting : 17 June 2016 15:37
rls - Bali Tribune
BI
PANEN - Wakil Gubernur Sudikerta dan Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, Dewi Setyowati (ketiga dari kiri) dalam acara Panen Bawang Merah, Perlakuan Organik MA-11 di Subak Yangai, Desa Bungkulan, Buleleng, Rabu (15/6).

Singaraja, Bali Tribune

Wakil Gubernur Sudikerta mengapresiasi upaya Bank Indonesia Perwakilan Bali dalam membantu pemerintah menjaga ketahanan komoditas pangan di Bali. Karena menurutnya sudah kewajiban semua pihak dalam usaha menjaga stabilitas ketersediaan bahan pokok untuk masyarakat. Demikian disampaikannya dalam acara Panen Bawang Merah, Perlakuan Organik MA-11 di Subak Yangai, Desa Bungkulan, Buleleng, Rabu (15/6). Terbukti setelah dilakukan pendampingan dalam mengembangkan bawang merah menggunaka pupuk organik M-11, hasilnya sangat signifikan dan memuaskan. “Kami sangat apresiasi penemuan-penemuan baru seperti ini dan berharap ke depan ada teknologi yang lebih bagus lagi untuk membantu para petani kita,” imbuhnya. Selain itu, penggunaan pupuk organic dalam berbagai sector memang sedang digenjot oleh pemprov Bali dewasa ini, dalam upaya menjadikan Bali sebagai Green Province.

Lebih lanjut, Sudikerta yang juga merupakan Ketua Tim Penegndali Inflasi Daerah (TPID) Provinsi Bali juga berharap, pemberdayaan para petani seperti ini perlu diintensifkan lagi. Menurutnya ini bukan hanya tugas pemerintah semata, sehingga dia mengundang seluruh komponen terutama para pelaku usaha untuk membantu. “SDM petani kita harus selalu ditingkatkan, karena sebenarnya masyarakat kita adalah masyarakat yang agraris, dan demi menjaga terus tradisi pertanian di Bali,” ungkapnya. Selain peningkatan SDM, Sudikerta juga mengungkapkan jika pemerintah akan terus tingkatkan sarana panen, seperti bantuan mesin panen berteknologi demi memudahkan proses panen. Hal lain yang perlu diperhatikan lagi adalah infrastruktur pendukung di sekitar lahan pertanian. Menurutnya Pemerintah telah memberikan bantuan dana bagi subak dan subak abian sekitar 50 juta per tahun bisa digunakan untuk memperbaiki jalan demi memudahkan akses mengangkut hasil panen. “Jika ada yang diperlukan lagi, tolong siapkan proposal agar bisa difasilitasi,” tandasnya.

Sementara Kepala Perwakilan Bank Indonesia Prov Bali, Dewi Setyowati, menjelaskan bahwa pengembangan komoditas bawang merah di Subak yangai ini merupakan langkah BI dalam mempeloposi budidaya bawang merah di dataran rendah, mengingat di Bali daerah penghasil bawang merah didominasi daerah dataran tinggi. Dengan pendampingan yang tiada henti dari BI prov Bali dan para ahli pertanian yaitu Dr. Nugroho Widiasmadi (pencipta MA-11) dan I Dewa Gata (petani pakar dari Subak Pulagan, Gianyar), Subak Yangai telah mampu membudidayakan bawang merah secara organic. Dia juga menambahkan, selain pertumbuhan yang pesat, sejak menggunakan pupuk organik MA-11, tanaman bawang merah menjadi tahan terhadap cuaca ekstrim dan serangan hama. Dia berharap ke depan keberhasilan ini bisa diikuti juga oleh petani-petani yang lain serta meningkatkan jumlah petani di Bali.

Sementara itu, Bupati Buleleng yang diwakili oleh Kepala Dinas Peternakan dan Pertanian Kabupaten Buleleng, Ir. Ketut Suantantra, menyambut antusias program pengembangan bawang merah di kabupaten Buleleng oleh BI. Menurutnya hasil ini sudah terlihat di Subak Yangai dengan hasil panen bawang merah yang banyak dan dengan umbi yang besar. Ke depan dia berharap pengetahuan ini ditularkan ke Petani lain di Subak yang berbeda, sehingga nantinya dapat meningkatkan produksi dan posisi tawar petani.

Sebelumnya, dalam kunjungan kerja Wagub ke kabupaten Buleleng ini juga berkesempatan mengunjungi Simantri 208 gapoktan Kencana Mas Desa Penglatan, Buleleng. Kepada ketua poktan Wayan Suarsana, Sudikerta berharap agar terus tingkatkan produksi pupuk organik dan bio gas untuk keperluan sehari-hari. Dia juga berpesan agar manajemen simantri dikelola dengan baik dan benar, sehingga keberadaan Simantri ini bisa berkelanjutan. Menanggapi arahan wagub, Suarsana melaporkan bahwa produksi pupuk organik semakin hari semakin meningkat, hal itu dikarenakan jumlah sapi yang menigkat juga dari 21 ekor sekarang telah berkembang biak menjadi 40 ekor. Sementara produksi bio gas tidak ada perubahan signifikan karena keterbatasan alat. “Pengguna biogas kami hanya satu rumah, karena pompa yang tersedia tidak bisa menyalurkan ke rumah warga yang lain.” Jelasnya. Untuk pupuk telah didistribusikan ke petani sekitar. Hal itu juga dibenarkan oleh salah satu petani, Nyoman Panca, yang menyebutkan bahwa hasil panen jeruk di lahannya sangat bagus semenjak menggunakan pupuk simantri. Ke depan dia berharap produksi pupuk semakin meningkat sehingga bisa digunakan oleh petani lain.

Melengkapi kunjungan kerjanya, Wagub Sudikerta juga mengunjungi salah satu penerima bedah rumah pemprov Bali, yaitu Ketut Desen asal Br. Celuk, Sangsit, Buleleng. Sudikerta sangat senang karena bantuan ini telah dirasakan manfaatnya oleh keluarga kurang mampu itu. Sementara Ketut Desen juga menyampaikan terima kasihnya atas bantuan pemprov Bali ini, menurutnya dia tidak lagi merasa khawatir harus tidur di gubuk reyotnya dulu.