Denpasar, Bali Tribune
Meski belum tahu apakah KONI Bali mengirim atau tidak cabor woodball ke eksebisi PON XIX/2016 Jawa Barat, September mendatang namun Pengprov Indonesia Woodball Association (IWbA) Bali tetap menggembleng sejumlah atlet andalannya berlatih intensi.
Ketua Harian IWbA Bali, Maryoto Subekti, di Denpasar, Kamis (7/4) mengakui pihaknya masih menunggu kepastian akan keikutsertaan woodball Bali ke ajang PON nanti, meski sebatas eksebisi. “Atlet-atlet kami tetap rutin latihan di Lapangan Monumen Bajra Sandhi Renon,” sambungnya.
Maryoto yang juga Wakil Ketua KONI Bali ini mengatakan, saat ini KONI Bali masih fokus terhadap cabor-cabor yang dipertandingkan secara resmi di PON, dimana 360 lebih atlet dari cabor resmi itu, kini sedang menjalani tes fisik tahap kedua. “Nanti setelah entry by name selesai, tepatnya akhir April ini,soal cabor eksebisi baru kami bahas,” sambung Maryoto.
Woodball merupakan satu dari 10 cabor eksebisi PON nanti. Cabor lainnya, yakni bola tangan, petanque, gateball, muaythai, basket 3 on 3, rugby, arung jeram, kabaddi dan barongsai. “Woodball Bali siap memberikan hasil terbaik meski sekedar eksebisi,” kata Maryoto.
Secara terpisah, Ketua Umum KONI Bali Ketut Suwandi mengatakan, Bali punya sekitar enam cabor eksebisi, seperti woodball, gateball, petanque, muaythai dan kabaddi. Hanya saja, lanjut Suwandi, pihaknya masih berkonsentrasi terhadap cabor-cabor resmi.
“Kami juga dengar ada tambahan lagi. Antara 10-12 cabor eksebisi. Namun itu masih bersifat sementara, mungkin ada penambahan nanti. Karena itu tergantung kesiapan induk organisasi masing-masing cabor eksebisi dan komunikasi dengan pihak PB PON dan tuan rumah Jabar,” ucap Suwandi.
Dari informasi yang ada, rencananya dilaksanakan di luar Kota Bandung. Bisa mendahului sebelum waktu pelaksanaan PON. Nah, biaya ditanggung pihak masing-masing induk cabor bersangkutan.
Menanggapi sejauhmana bantuan KONI Bali, Suwandi menyebut Kejurnas saja KONI masih bisa memfasilitasi dana. Untuk eksebisi arahnya juga seperti itu. Hanya saja, semua itu dilihat kemampuan dana yang ada. Sehingga baik cabor yang dipertandingkan secara resmi maupun eksebisi bisa berjalan dengan baik.
“Usai dipertandingkan secara eksebisi, dari pengalaman yang ada, cabor bersangkutan akan dipertandingkan secara resmi di PON berikutnya, yakni PON XX tahun 2020 di Papua,” ujarnya.