Gianyar, Bali Tribune
Hujan lebat yang mengguyur wilayah Kecamatan Payangan, Gianyar berakibat fatal pada Pura Puseh, Desa Pakraman Yeh Tengah. Sebuah bangunan suci ambruk dan berimbas ke tuga bangunan lainnya, Selasa (21/6) pagi.
Dari keterangan di lokasi, sebelum musiba itu terjadi, hujan lebat sempat mengguyur semalaman. Namun, bencana mulai datang Selasa pagi. "Bangun pagi hujan sudah reda. Saya hendak buang air. Tiba-tiba saya mendengar suara banguan ambruk di pura. Saya beranjak dan melihat sejumlah paling ambruk," ungkap Luh Gede Widiani (19) warga yang rumahnya bersebelahan dengan pura.
Atas kejadian itu, Luh Gede pun bergegas ke rumah I Made Sukadana, Bandesa Adat di Pekraman Yeh Tengah. Atas laporan itu, Sukadana mengajak Prajuru Adat maupun Dinas Banjar Yeh Tengah mengecek Pelinggih yang roboh didalam areal Pura Puseh Desa tersebut. "Sampai di lokasi kami mandapati sejumlah palinggih roboh. Di antaranya, bangunan Bale Pelik atau Pengaruaman tengah, Meru tumpang, Limas Catu dan palinggih Gedong Sari," terang Sukadana.
Menurut Sukadana, bangunan yang roboh pertama kali adalah Pelinggih Bale Pelik. Palingih tersebut roboh diperkirakan karena posisinya memang sudah agak miring, mengingat struktur bangunan atap yang terbuat dari ijuk bebannya terlalu berat. "Tiang penyangga terlalu kecil, sehingga tidak kuat menahan beban terlalu berat. Disamping itu juga situasi sebelumnya turun hujan yang cukup lebat," ungkapnya.
Saat roboh, sejumlah bangunan suci di sampingnya tertimpa dan seterusnya. Atas musibah ini, kerugian material diperkirakan mencapai Rp 250.000.000. Selanjutnya pihak Prajuru Adat dan Dinas melaporkan kejadian tersebut ke Polsek Payangan dan Badan penanggulangan Bencada Daerah ( BPBD) Gianyar.