Diposting : 9 October 2019 21:38
Ayu Eka Agustini - Bali Tribune
Balitribune.co.id | Denpasar - Pelaku pariwisata Bali kini mulai menyasar market potensial salah satunya wisatawan Ukraina. Meski Pulau Bali telah dikenal masyarakat global, pelaku pariwisata menilai promosi masih harus tetap dilakukan untuk semakin mengenalkan produk-produk wisata di pulau ini. Dalam kondisi keterbatasan dana promosi yang mengalami pemangkasan akibat target pemasukan dari pendapatan asli daerah yang tidak tercapai seperti diharapkan, pemerintah dan pihak berkepentingan (stakeholder) pariwisata mesti bisa mencari terobosan-terobosan agar promosi potensi pariwisata Bali dan Indonesia tetap bisa berjalan.
Managing Director Pacific Holidays DMC Bali, I Nyoman Astama yang juga Ketua Indonesian Hotel General Manager Association (IHGMA) Bali di Denpasar, Rabu (9/11) mengatakan promosi ini sangat penting karena sebagai bagian dari pemasaran taktis (tactical marketing) untuk suatu produk dan jasa pariwisata merupakan kegiatan yang terus-menerus dan konsisten harus dilakukan.
Pada saat bersamaan kegiatan promosi juga merupakan image marketing atau ekspos dari citra destinasi kepada calon wisatawan. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali, jumlah wisatawan mancanegara (Wisman) yang datang langsung ke Bali pada semester I-2019 hanya sebanyak 2,84 juta orang.
Jumlah tersebut turun 1,29% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya (semester I-2018).
Sementara pertumbuhan jumlah Wisman ke Bali di tahun 2018 mencapai 6,54% secara tahunan atau year-on-year (YoY) dan 2017 mencapai 15,62% YoY. Adapun rata-rata pertumbuhan jumlah Wisman ke Bali sepanjang 2015-2018 sebesar 12,89% YoY. "Sepanjang semester I-2019, rata-rata nilai tukar rupiah terhadap Dollar Amerika Serikat (AS) berada di level Rp 14.188/US$, yang mana melemah 2,4% YoY," jelas Astama.
Kata dia, dengan adanya pelemahan kurs, seharusnya wisatawan lebih tertarik untuk berlibur ke Indonesia karena harga-harga yang menjadi relatif murah. Pada kenyataannya, masih tetap ada penurunan jumlah wisman yang datang langsung ke Bali. "Sejatinya ini merupakan masalah yang tidak bisa dianggap sepele oleh pemerintah," cetusnya.
Pasalnya, hingga saat ini Bali memegang peranan penting bagi industri pariwisata nasional, khususnya yang berorientasi pada wisman. BPS mencatat pada tahun 2018, ada 6,07 juta orang wisman yang berkunjung ke Bali. Sementara total wisman yang datang ke Indonesia pada tahun yang sama hanya sebesar 15,81 juta orang. Itu artinya hampir 40% dari total wisman yang melakukan perjalanan ke Indonesia menjadikan Bali sebagai destinasi utama. "Kalau pariwisata di Bali mengalami kontraksi, maka sudah pasti akan berdampak signifikan terhadap industri pariwisata nasional secara keseluruhan," katanya.
Alhasil kata Astama, pada semester I-2019 jumlah wisman yang datang ke Indonesia hanya sebanyak 7,82 juta orang atau tumbuh 4,01%. Memang masih tumbuh, namun angka pertumbuhannya jauh melambat dibanding tahun-tahun sebelumnya. Setidaknya sejak tahun 2015, angka pertumbuhan jumlah wisman paling pesat terjadi pada tahun 2017, yaitu sebesar 16,77% YoY. Sementara rata-rata pertumbuhan jumlah wisman sepanjang 2015-2018 mencapai 13,66%.
Pacific Holidays DMC Indonesia sebagai salah satu perusahaan manajemen destinasi dengan proaktif tergerak untuk melakukan promosi bersama secara mandiri dengan menggandeng para hotel dan pengusaha Bali yang mewakili Indonesia dalam melakukan promosi di Ukraina. Para delegasi dari Bali (Indonesia) ini mengemas ajang promosi di Ukraina dengan tema Indonesia Tourism & B2B Exhibition & Sales Mission 2019 (ITBES 2019). "Kegiatan promosi mandiri ini merupakan upaya nyata dari pelaku pariwisata dan bisnis Indonesia umumnya dan Bali khususnya, dalam menyukseskan program pemerintah untuk meningkatkan kunjungan wisatawan mancanegara dan pada gilirannya dapat meningkatkan devisa negara," terangnya.
Indonesia Tourism & B2B Exhibition & Sales Mission 2019 (ITBES 2019)
ITBES 2019 ini merupakan suatu ajang promosi antarbisnis dimana para pelaku bisnis dapat memaparkan produk dan layanannya serta bisa berinteraksi langsung dengan para pembeli potensial di Ukraina beberapa waktu lalu.
Ia mengakui memilih menyasar pasar Ukraina dikarenakan beberapa hal diantaranya, kemudahan melakukan bisnis di Ukraina karena posisi negara ini peringkat 71 dari 190 negara pada tahun 2019 dalam daftar Bank Dunia untuk kemudahan melakukan bisnis. Kemudian dari sisi pertanian, tahun 2018 Ukraina memproduksi 91.8 juta ton biji-bijian. Hampir 60% diekspor ke Indonesia, Saudi Arabia, Cina dan Belanda. Ukraina adalah penghasil dan pengekspor terbesar biji bunga matahari, dengan jumlah ekspor tahun 2018 sebesar 5,4 juta ton dengan pendapatan US$ 4 miliar.
Selanjutnya karena pemulihan finansial di Ukraina. Menurut National Bank of Ukraina untuk tahun 2018 perbankan di Ukraina membukukan keuntungan lebih dari Hr 15 miliar atau lebih dari US$ 535 juta, suatu catatan tertinggi dalam satu dasa warsa sebelumnya.
"Selanjutnya karena pengembangan energi di Ukraina. Pada bulan November 2018 produksi gas harian Ukraina meningkat menjadi 59 juta meter kubik, suatu catatan tertinggi sejak 2014," imbuh Astama.
Ukraina adalah negara terluas dalam satu wilayah Eropa. Ukraina berpenduduk sekitar 44.9 juta (data Mei 2019), menjadikannya sebagai negara dengan penduduk ke-32 terpadat di dunia.
Lebih dari 19 juta orang bepergian melalui bandara-bandara Ukraina. Sampai pada akhir 2018 jumlah warga Ukraina yang datang ke Indonesia tercatat mencapai 30.000 orang. Dari jumlah itu 25.000 mengunjungi destinasi wisata Bali.
Dilihat dari jumlah kunjungan tersebut, peluang masih sangat besar untuk meningkatkan kedatangan wisatawan Ukraina ke Bali serta terjadinya peluang bisnis antara Ukraina dan Bali (Indonesia). Mengantisipasi hal tersebut pihak pemerintah Ukraina melalui Kedutaan Besar Ukraina untuk Indonesia segera akan menunjuk Konsul Kehormatan di Bali dalam upaya meningkatkan hubungan bilateral dan meningkatkan kerja sama ekonomi antara kedua negara. "Karena itu upaya-upaya untuk meningkatkan kegiatan promosi pariwisata, ekonomi dan perdagangan sangat penting dilakukan baik antara pemerintah kedua negara maupun antara para pebisnis Ukraina dan Indonesia," ucapnya.