balitritribune.co.id | Badung – Wakil Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Republik Indonesia, Alue Dohong mendorong program adopsi tukik dan karang hias hasil transplantasi menjadi inovasi pengembangan ekowisata di wilayah desa pesisir selatan Pulau Bali. Hal ini mengingat Bali sangat berpotensi dalam pengembangan ekowisata.
Ia menyampaikan salah satunya adalah Desa Adat Kutuh yang berada di pesisir selatan Bali tepatnya di Kecamatan Kuta Selatan Kabupaten Badung berpotensi dikembangkan sebagai ekowisata. Saat melakukan kunjungan kerja di desa adat setempat, Sabtu (24/10) Wamen Alue Dohong meninjau pengembangan ekowisata di daya tarik wisata yang dikelola oleh desa adat tersebut.
Menurutnya, ekowisata merupakan kegiatan pariwisata yang mengutamakan aspek konservasi alam, sangat potensial dikembangkan untuk menunjang kepariwisataan Bali. Seperti halnya yang dilakukan Desa Adat Kutuh dengan obyek wisata Pantai Pandawanya mencoba mengembangkan program adopsi tukik maupun karang hias hasil transplantasi menjadi sebuah ekowisata.
Diharapkan dari program konservasi yang dikelola masyarakat ini dapat membantu upaya pemberdayaan sosial budaya ekonomi masyarakat lokal serta pembelajaran dan pendidikan bagi warga desa adat setempat. "Untuk itu Kementerian LHK memberikan motivasi optimis bagi pengembangan ekowisata di Bali ditengah kelesuan sektor pariwisata akibat dampak dari situasi pandemi Covid-19 saat ini," terangnya.
Wamen Alue Dohong pun mengajak masyarakat untuk tetap optimis tidak terpuruk dengan situasi pandemi, dan mampu untuk bangkit kembali berusaha melalui tatanan adaptasi kebiasaan baru. Dengan tetap memperhatikan keberlangsungan lingkungan hidup di daerah pesisir.