Diposting : 19 May 2021 06:32
Djoko Moeljono - Bali Tribune
balitribune.co.id | Denpasar - Berkat kejelian dan pengamatan yang cermat menggunakan peralatan supervcanggih serta melibatkan robot selama hampir sebulan, kapal China Tan Suo Er Hao berhasil mendeteksi keberadaan badan kapal selam KRI Nanggala-402 di kedalaman 839 meter. Kapal ini dinyatakan hilang kontak di perairan utara Bali (dekat Selat Bali), 21 April 2021 lalu, saat melaksanakan latihan penembakan Torpedo SUT.
Panglima Komando Armada (Pangkoarmada) II Laksda TNI Iwan Isnurwanto, menjelaskan, sejumlah barang dan properti milik KRI Nanggala 402 berhasil ditemukan, dan hasil temuan terbaru adalah life raft, sebuah benda penting dalam fungsi penyelamatan di sebuah kapal. Benda seberat 700 kg ini berhasil diangkat oleh Kapal Tan Suo, dan kini disimpan dengan baik di KRI Teluk Banten, yang masih standby di sekitar lokasi kejadian bersama beberapa KRI lainnya.
"Sejumlah benda lain yang turut diselamatkan Kapal Tan Suo adalah antena kapal, pelindung kabel torpedo yang ada di kemudi vertikal, hidropon yang ada di haluan, dan buku panduan," ujar Laksda Iwan Isnurwanto, dihadapan puluhan awak media cetak, elektronik, dan online saat menggelar konferensi pers di Gedung Serbaguna IGP Dwinda Mako Lanal Denpasar, Selasa (18/5).
Didampingi Danguskamla Koarmada II Laksamana Pertama (Laksma) TNI I Gung Putu Alit Jaya, SH, MSi, (sebagai Komandan Satgas Operasi Salvage KRI Nanggala-402), Asops dan Asintel Pangkoarmada II, Atase Pertahanan (Athan) Republik Rakyat Tiongkok (RRT) Senior Kolonel Chen Yongjing, Komandan Lanal Denpasar Kolonel Laut (P) I Komang Teguh Ardana, ST, MAP, Laksda Iwan Isnurwanto menjelaskan tentang perkembangan hasil Operasi Salvage atau pengangkatan KRI Nanggala-402.
Adapun lokasi tenggelamnya KRI Nanggala-402 di kedalaman 839 meter yang terdeteksi berkat kerja sama antara KRI Rigel 933 dan MV Swift Rescue dari Singapura. Hasil deteksi Multi Beam Echosounder dari KRI Rigel 933 selanjutnya ditindaklanjuti oleh Remotely Operated Vehicle (ROV) dari MV Swift Rescue untuk memastikan kondisi bagian-bagian kapal.
Setelah dilakukan identifikasi lebih lanjut oleh kapal Salvage dari Tiongkok bagian-bagian dari KRI Nanggala 402 yang telah ditemukan di antaranya adalah bagian haluan (bow section), bagian anjungan (sail section), dan bagian buritan (stern section). Semuanya terpisah dan terlepas dari badan tekan (pressure hull) yang merupakan bagian utama dari KRI Nanggala-402.
Pihak TNI AL memahami bahwa pelaksanaan Operasi Salvage di kedalaman laut 839 meter tersebut bukanlah hal yang mudah dilakukan. “Untuk itu, saya mengucapkan terima kasih atas bantuan dan dukungan dari pihak Tiongkok dalam Operasi Salvage KRI Nanggala-402 ini. Semoga, akhir Mei 2021 nanti, kapal Tan Suo Er Hao berhasil mengangkat stern section dan sail section," harapnya.
Hasil survei yang dilakukan kapal Tan Suo Er Hao di kedalaman 839 meter, hampir sama dengan data yang didapat KRI Rigel. "Yaitu, ditemukan semacam kawah berdiameter 38 meter dengan kedalaman sekitar 15-20 meter yang belum kami ketahui ada apa di dalamnya," katanya.
Pada bow section sudah terlihat ruang torpedo dan patahan di depan pintu masuk KRI Nanggala-402. Lalu, pada sail section pintu di sebelah kanan telrihat terlepas, dan pada stern section terlihat kemudi selam juga propeller.
"Kapal Tan Suo Er Hao sempat mengangkat anjungan seberat 18 ton menggunakan robot dikaitkan dengan sling, namun putus slingnya, sehingga mereka kalkulasi ulang dan masih coba mengangkat dengan menambah sling yang ada," jelas Pangkoarmada II.
Kapal Tan Suo Er Hao memiliki sejumlah agenda dalam operasi penyelamatan KRI Nanggala-402 meliputi, Dive Operation pertama yaitu, melakukan investigasi memeriksa betul dengan deep vehicle di kedalaman 839 meter. Kemudian melakukan pengukuran dan pemetaan dilanjutkan pengangkatan temuan bagian kapal.
Dive Operation keempat, fokus ke kawah misterius untuk mengetahui apa yang ada di dalamnya, karena situasinya yang tertutup lumpur dan sangat gelap. Serta Dive Operation kelima,meluaskan pencarian dengan sonar.
Menurut Athan RRT, pihaknya telah melakukan 13 kali operasi di bawah laut dan sudah mengetahui posisi juga keadaan reruntuhan KRI Nanggala-402, juga berhasil mengangkat bagian-bagian yang ringan seperti life raft. Mengerahkan tiga kapal, dimana dua kapal milik AL Tiongkok yaitu, Yongxingdao-863, dengan spesifikasi ocean salvage and rescue dan Nantuo-195 dengan spesifikasi ocean tug, serta sebuah kapal milik Akademi Ilmu Pengetahuan Tiongkok yakni Tan Suo-2 dengan spesifikasi ocean salvage.
“Kapal-kapal kami bekerjasama dan menjaga komunikasi yang erat dengan kapal-kapal TNI AL. Proses pengangkatan di bawah laut yang sangat dalam adalah masalah yang rumit di seluruh dunia. Kami akan berupaya penuh melaksanakan pengangkatan di bawah laut berdasarkan keadaan nyata di bawah laut dan kemampuan kapal-kapal kami,” kata Senior Colonel Chen Yongjing.