balitribune.co.id | Amlapura - Pemkab Karangasem sangat serius dalam upaya penurunan kasus stunting di Karangasem, berbagai langkah dan program telah dilaksanakan oleh Pemkab Karangasem melalui Dinas Terkait yakni Dinas Pertanian Pangan dan Perikanan Karangasem, serta Dinas Sosial PPPA PPKB Karangasem, sehingga kasus stunting di Kabupaten Karangasem mengalami penurunan yang cukup signifikan.
Plt. Bupati Karangasem, I Wayan Artha Dipa kepada awak media, Selasa (12/11) menyampaikan jika kasus stunting menjadi atensi khusus sehingga program dan penanganannya pun harus dilakukan dengan terencana dan berkelanjutan. Berdasarkan data dari Dinas Sosial Karangasem, dalam tiga bulan terakhir ini jumlah kasus anak yang mengalami stunting di Karangasem mencapai 911 orang anak. Kendati demikian dibandingkan dengan kasus stunting beberapa tahun sebelumnya, upaya pencegahan dan penanganan stunting yang dilakukan oleh Pemkab Karangasem tergolong efektif dan cukup berhasil dalam menurunkan kasus stunting di Bumi Lahar Karangasem.
Berdasarkan data prevalensi Stunting 3 tahun terakhir, pada tahuan 2018 jumlah kasus stunting di Karangasem mencapai 26.3 persen dari jumlah balita yang ditimbang. Kemudian pada tahun 2021, jumlah kasus stunting di Karangasem kembali menurun menjadi 22.9 persen, kemudian turun lagi menjadi 9.2 persen di Tahun 2022, dan berkat upaya-upaya yang dilakukan oleh Bupati-Wakil Bupati Karangasem, kasus stunting di Karangasem di Tahun 2023 kembali turun pada angka 6.4 persen dari jumlah balita yang ditimbang.
Disebutkannya, prevalensi stunting di Karangasem jauh lebih rendah dari prevalensi stunting di Bali. Bahkan tahun 2022 lalu, Kabupaten Karangasem juga mendapatkan penghargaan dari Gubernur Bali sebagai kabupaten inspiratif dengan penurunan kasus stunting terbanyak yaitu 13.7 persen dari stunting tertinggi di Bali 22.9 persen.
Dalam hal penurunan kasus stunting, Kabupaten Karangasem menjadi salah satu dari 15 kabupaten/kota di Indonesia yang meraih Tanda Penghargaan Program Percepatan Penurunan Stunting. Penghargaan ini diberikan kepada daerah dengan prevalensi stunting terendah berdasarkan hasil Survei Kesehatan Indonesia (SKI) Tahun 2023.
“Target kita prevalensi stunting bisa terus turun hingga 5 persen di Tahun 2024 ini. Tentunya ini membutuhkan kerja keras. Program yang kami jalankan saat ini sudah cukup bagus utamanya pemberian makanan tambahan bagi Balita yang mengalami gejala stunting,” tegas Plt. Bupati Wayan Artha Dipa.
Dinas Pertanian Pangan dan Perikanan Karangasem menjadi OPD paling aktif dalam upaya penurunan stunting. Dimana data penurunan dan pemantauan tumbuh kembang anak, tercatat dengan baik yang dibarengi dengan program kegiatran rumah pangan B2SA (Beragam Bergizi Seimbang dan Aman) yakni dengan pemberian makanan tambahan kepada balita dengan kasus stunting.
“Jadi perkembangan balita yang mengalami stunting itu kita pantau terus. Data per-balita kita punya,” ucapnya. Dimana setiap bulan balita yang mengalami stunting tersebut ditimbang berat badannya, untuk mengetahui apakah berat badannya naik, apakah tingginya naik serta dilakukan pengukuran lingkar kepalanya.