BALI TRIBUNE - Gubernur Made Mangku Pastika memerintahkan KONI Bali mengikuti bidding sebagai tuan rumah (host) Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI tahun 2024. Gubernur juga berharap dalam bidding nanti Bali bisa terpilih sebagai tuan rumah karena saat bidding PON XX, Bali kalah dari Papua.
Ketua Umum KONI Bali Ketut Suwandi ditemui di ruang kerjanya, Kamis (6/7) mengatakan saat bidding PON XX, Bali sudah masuk ke putaran kedua bersama Papua. “Akhirnya Pemerintah memutuskan Papua sebagai tuan rumah PON XX tahun 2020 mendatang,” kenang Suwandi.
Suwandi yang kemarin beraudiensi ke Gubernur Pastika, mengatakan untuk gelaran PON tahun 2024 Bali tidak boleh gagal, dalam artian harus memenangkan bidding. “Arahan Pak gubernur kepada saya seperti itu, artinya Bali harus jadi tuan rumah PON tahun 2024,” imbuhnya.
Dengan keinginan besar menjadi tuan rumah PON, kata Suwandi pihaknya akan mulai melakukan persiapan melakukan lobi-lobi atau pendekatan dengan KONI provinsi lain di Indonesia, tujuannya mendukung Bali menjadi host itu.
“Jadi nantinya Bali bakal mengikuti bidding, dan tujuannya pendekatan dengan KONI Daerah lain agar mampu memenangkan bidding nantinya. Jadi setidaknya jika menang nantinya, masih ada waktu 8 tahun bagi Bali untuk mempersiapkan venue-venue,” tegas mantan Ketua Umum KONI Badung itu.
Tak dipungkirinya, jika masih banyak infrastruktur yang harus dipersiapkan nantinya. Di antaranya seperti venue aquatic atau loncat indah dan bentuknya tertutup. Termasuk balap kuda.
“Paling utama yakni harus adanya stadion utama sebagai tempat pembukaan nantinya. Tak terkecuali dengan venue balap motor, dimana di Bali belum ada sirkuit. Tapi kalau seperti itu kan bisa saja PON nantinya bersama dengan Nusa Tenggara Barat (NTB), yang memiliki sirkuit,” imbuh Suwandi.
Sedangkan untuk GOR-GOR di Bali sudah ada, seperti di antaranya memanfaatkan GOR Undiksha. Hanya saja, memang masih membutuhkan venue cabang olahraga (cabor) lainnya. “Pada intinya Pak gubernur ingin Bali menjadi host PON 2024, tujuannya tak semata hanya prestasi, melainkan juga untuk sport tourism. Dengan demikian olahraga itu mampu juga menjadi sarana promosi pariwisata Bali,” demikian Ketut Suwandi.