BALI TRIBUNE - Hujan yang menguyur waliyah kabupaten Bangli sejak tiga hari terakhir, berpengaruh besar terhadap transaksi jual beli yang terjadi di Pasar Kidul Bangli. Hujan menyebabkan pasar terbesar di Bangli tampak lengang karena sepinya pengunjung. Dampak ini sangat dirasakan oleh para pedagang buah-buahan. Para pedagang buah khawatir kalau kondisi ini tetap berlanjut, buah-buahan yang mereka jual terancam membusuk.
Menurut salah seorang pedagang buah, Gusti Biyang, Minggu (9/7), hujan yang turun terus menerus sejak tiga hari terakhir membuat suasana pasar sepi. Ditambah kondisi pasar yang masih darurat, membuat pengunjung enggan menginjakkan kaki di pasar yang sempat beberpa kali mengalami musibah kebakaran. Suasana sepi kata pedagang asal Kelurahan Bebalang ini berpengaruh terhadap transaksi jual beli. “Sudah sejak tiga hari kondisi pasar sepi, buah-buahan yang kami jual terancam mem busuk,” ujarnya.
Kata Gusti Biyang, yang paling rawan membusuk adalah buah-buahan import, seprti buah apel dan buah pir, serta anggur. Menurutnya, buah impor sudah sudah dibeli tidak bisa lagi ditukar, sehingga jika sampai satu minggu tidak terjual maka buah akan memusuk. “Hujan juga mempercepat proses pemubusukan, jika hujan tetap berlanjut hingga dua hari kedepan, buah-buahan yang kami jual akan membusuk “ sebutnya.
Dia mengaku, buah jenis pir dibeli dengan harga Rp 200.000/ dus, dan jenis apel Rp 300.000/dus. Sementara untuk jenis buah lokal seperti jeruk, salak walaupun dalam kurun waktu seminggu belum laku terjual masih tetap bisa bertahan. “Untuk jenis buah salak, jeruk dan mangga lokal masih bisa bertahan lebih darai seminggu,” ungkapnya.
Dikemanakan jika buah yang dijual membusuk? Dia mengaku buah yang telah membusuk biasanya dibuang begitu saja atau dijadikan pakan ternak. “Kadang buah yang memusuk kami kumpulkan, kemudian dijadikan pakan sapi,” sebutnya.
Pengelola Pasar Kidul, Jro Sabda Negara, mengatakan hujan yang turun sejak tiga hari terakhir sangat berpengaruh terhadap trasaksi jual beli yang terjadi. Bahkan tidak sedikit pedagang lebih memilih tidak berjualan karena sepinya pembeli “Beberapa kios tampak tutup, mungkin mereka enggan buka karena sepinya pembeli,” jelasnya.