BALI TRIBUNE - Berhentinya operasional Hotel Pan Pacific Nirwana Bali Resort (NBR) mulai Senin (31/7) lalu untuk jangka waktu tiga tahun ke depan, diprediksi akan membuat Pendapatan Asli Daerah (PAD) Tabanan berkurang cukup signifikan. Atas hal tersebut Badan Keuangan Daerah (Bakeuda) Tabanan akan terus menggali potensi dan mengoptimalisasi penyerapan PAD dari sektor lain.
Kepala Bakeuda Tabanan, I Wayan Sukada, Selasa (1/8) menjelaskan dengan ditutupnya sementara operasional Pan Pacific NBR di kawasan Tanah Lot, maka Pemkab Tabanan akan kehilangan PAD kurang lebih selama tiga tahun. Sukada menambahkan untuk tahun 2017 ini saja, kurang lebih lima bulan ini saja Tabanan sudah kehilangan PAD hampir Rp7 miliar. “Untuk tahun 2017 saja Tabanan kehilangan potensi PAD selama lima bulan yakni mulai Agustus hingga Desember yang besarnya sekitar Rp 6,7 miliar,” ujarnya.
Dikatakannya, Pan Pacific NBR sendiri setiap bulan harus membayarkan pajak hotel, restoran dan air tanah dengan besaran kurang lebih Rp 1,35 miliar. Maka, jika resort milik MNC Group tersebut tutup selama tiga tahun untuk melakukan pengembangan dan perluasan, maka Tabanan akan kehilangan PAD sekitar Rp 48,6 miliar.
“Di tahun 2016 Pan Pacific NBR menyetorkan sebesar Rp 16,2 miliar per tahun untuk pajak hotel, restauran dan air tanah, sehingga jika tiga tahun tutup maka dikalikan tiga yakni sekitar Rp 48,6 miliar,” lanjut Sukada.
Atas kondisi tersebut, untuk tetap mengoptimalkan PAD Tabanan, pihaknya bersama stakeholder terkait akan terus menggali potensi yang ada sehingga penyerapan PAD Tabanan bisa maksimal. Jika tidak, maka program atau kegiatan pemerintah yang sudah dianggarkan tidak akan bisa berjalan.
Ditutupnya Hotel Pan Pacific NBR Tanah Lot karena ada renovasi dari pihak MNC Group. Renovasi tersebut akan berlangsung selama tiga tahun. Seluruh karyawan hotel pun telah dirumahkan dan hotel resmi ditutup sejak Senin (31/7).