BALI TRIBUNE - Hingga saat ini kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) asal Amerika Serikat (AS) ke Pulau Bali masih kecil yakni diangka 177.861 pada Januari-November 2017 lalu. Pelaku pariwisata menilai angka kunjungan wisman AS ke Pulau Dewata itu masih sangat minim. Padahal pariwisata Bali berpeluang untuk mendatangkan wisman AS lebih banyak lagi hingga diatas 300 ribu per tahun.
Menurut Wakil Ketua Umum DPP Indonesian Hotel General Manager Association (IHGMA), I Made Ramia Adnyana, saat dihubungi Minggu (28/1), mengatakan jika kurangnya aksesibilitas penerbangan langsung dari AS ke Bali menjadi salah satu faktor wisman AS sedikit yang memilih berwisata di Pulau Seribu Pura ini. Bahkan untuk terbang ke Bali, warga AS harus menempuh perjalanan udara selama puluhan jam karena masih ada transit dibeberapa tempat.
Namun dia menyatakan pada beberapa bulan kedepan warga AS akan dimudahkan dalam melakukan perjalanan wisata ke Pulau Dewata. Pasalnya salah satu maskapai akan melakukan penerbangan langsung dari Kota New York ke Singapore dan dilanjutkan terbang ke Bali mulai Oktober 2018 mendatang.
"Jadi tidak sia-sia perjuangan tim promosi pariwisata Badung datang ke AS. Dalam pertemuan dengan pihak Singapore Airline, Mr. Adrian EE-Vice President Singapore Airline (SQ) wilayah timur AS dan Mr Tim Lee-Vice President SQ wilayah barat AS didampingi Mr Noel Noe dan Mr Andrew Rowe telah memberikan peluang yang besar bagi Bali," beber Ramia.
Dia menjelaskan bahwa SQ telah menyiapkan penerbangan langsung ke Bali tiap hari dari New York melalui Singapore ke Bali. Penerbangan langsung SQ lainnya dari Los Angeles melalui Incheon (Seoul-Korea Selatan) dan Singapore juga sudah disiapkan langsung ke Bali.
Penerbangan kata Ramia merupakan faktor penting dalam mendatangkan wisatawan ke destinasi. "Semakin banyak penerbangan langsung yang datang ke Bali, semakin memberi peluang besar dalam meningkatkan kunjungan wisatawan," cetusnya yang juga pengurus PHRI Badung ini.
Saat ini warga AS bepergian ke Bali dari Kota New York harus melalui transit di Frankfurt dengan lama perjalanan 7 jam 35 menit dan transit 1 jam 40 menit. Kemudian dari Frankfurt lanjut ke Singapore lama perjalanan 12 jam 15 menit setelah transit di Singapore terakhir menuju Bali dengan waktu tempuh 2,5 jam.
Menurut Ramia, dengan akan dibukanya penerbangan langsung dari New York ke Bali pada Oktober mendatang tentunya akan memperpendek waktu perjalanan yang rencananya menggunakan pesawat super jumbo A-380 dari New York-Singapore dengan waktu tempuh 18 jam dan dilanjutkan menuju Bali 2,5 jam.
"Tidak stop lagi di Frankfurt. Ini akan memperpendek jarak tempuh dari New York-Singapore-Bali yang tadinya New York-Frankfurt-Singapore-Bali," jelas Ramia. Selain penerbangan langsung dari AS ke Bali, Ramia yang juga anggota Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) Badung ini mengungkapkan jika pihak SQ juga telah menyiapkan agenda farm trip bagi Tour Operator (travel agent) AS melalui kegiatan sales mission plus sales call ke Bali.
Sementara itu, Pembantu Ketua 1 Sekolah Tinggi Pariwisata (STP) Bali yang juga anggota BPPD Badung, Eka Mahadewi mengatakan dengan menyertakan pihak biro perjalanan AS ke Bali ini akan membuka jalan dan memicu pertumbuhan positif bisnis industri pariwisata Bali. Dia berharap tahun 2018, target kunjungan wisatawan AS mampu menembus angka 300 ribu orang.
"Kunjungan wisatawan AS yang datang ke Bali di tahun 2017 hanya mencapai peringkat ke-6 setelah Inggris. Rata-rata kunjungan wisatawan AS ke wilayah Asia hanya mencapai 7 persen. Dengan penerbangan langsung ke wilayah Asia dan Bali khususnya jumlah wisatawan AS diharapkan terus bertambah ke Bali," harap Mahadewi.