Antisipasi Kebakaran Terulang, TPA Temesi Tata Bukit Sampah | Bali Tribune
Bali Tribune, Jumat 29 Maret 2024
Diposting : 25 April 2021 15:29
I Nyoman Astana - Bali Tribune
Bali Tribune / TPA Temesi

balitribune.co.id | Gianyar - Memasuki musim kemarau Tahun 2021 ini, TPA Temesi, Gianyar rawan kebakaran. Namun kini, potensi kebakarana dipastikan kecil lantaran tumpukan sampah tidak ada lagi yang membukit. Hal ini diantisipasi, agar kebakaran panjang tidak terjadi lagi yang berdampak kabut asap di dua yakni  Desa Temesi sendiri dan Desa Lebih.

Perbekel Temesi, Nyoman Gede Separta Putra, Minggu (25/4) kemarin menyebutkan sampai saat ini belum ada tanda-tanda kebakaran atau kepulan asap. Disebutkan, DLH sudah melakukan penanganan dengan baik, sehingga kebakaran di TPA bisa diantisipasi. Dikatakannya, dalam gundukan sampah, gas metan sangat rawan terbakar, sehingga gas metan ini diurai atau dimanfaatkan. Walau demikian, Nyoman Gede Separta terus melakukan pemantauan terhadap TPA Temesi, mengingat bila terjadi kepulan asap, wilayahnya yang paling terdampak. “kami lihat tidak ada lagi tumpukan sampah yang membukit. Kami kira saat ini sudah ditangani dengan baik,” jelasnya lagi.

Senada itu, Perbekel Desa Lebih, Ni Wayan Geria Wahyuni juga mengatakan hal yang sama. Dirinya sangat khawatir kalau-kalau TPA Temesi terbakar lagi. Namun sampai saat ini, pengelolaan di TPA sudah baik dan tidak ada lagi gundukan sampah yang menggunung. “Mudah-mudahan tidak ada lagi musibah kebakaran. Kami sempat pantau kondisi di TPA langsung,” ujarnya

Sedangkan untuk mengurangi volume sampah ke TPA Temesi, dirinya bersama warga menggalakkan pengelolaan sampah mandiri. Di Banjar Lebih Beten Kelod, sebutnya  sudah ada bank sampah, di dua dusun lain kami dorong untuk membuat bank sampah serupa, sehingga kedepannya mengurangi volume sampah ke TPA. “Harapan kami, sampah yang dibawa ke TPA Temesi hanya sampah yang tidak bisa dimanfaatkan atau residunya saja,” harapnya.

Di dua dusun, Dusun Lebih Kaja dan Kesian telah didorong membuat kader pengelola sampah dengan jumlah 5 orang. Sehingga pengelolaan sampah ada di tiap dusun. Sedangkan untuk sampah rumah tangga saat ini tidak lagi dikumpulkan di depan pekarangan rumah, melainkan di ujung dusun, sehingga petugas kebersihan tinggal mengangkut.