Bali Mulai Recovery | Bali Tribune
Diposting : 16 March 2023 21:43
ARW - Bali Tribune
Bali Tribune / Kepala OJK KR 8 Bali Nusra, Kristrianti Puji Rahayu (kiri) bersama Direktur Pengawasan LJK OJK KR 8 Bali Nusra, Ananda R. Mooy.

balitribune.co.id | Badung - Di sela kegiatan Focus Group Discussion (FGD) yang bertajuk “Sinergi Lembaga Pengelola Informasi Perkreditan (LPIP) dan Innovative Credit Scoring (ICS) dalam Mendorong Peningkatan Inklusi Keuangan” di Nusa Dua, Kamis (16/3), Kepala OJK KR 8 Bali Nusra, Kristrianti Puji Rahayu, berharap diskusi kali dapat menghasilkan suatu kesepakatan dan menyampaikan pesan strategis untuk meningkatkan peran credit scoring dalam mempromosikan inklusi keuangan.

“Atas nama OJK, saya mengucapkan selamat datang di Bali, salah satu dari pulau yang paling indah di Indonesia. Pagi yang cerah di Bali ini merepresentasikan ekonomi Bali, yang sudah sukses menghadapi badai, setelah tiga tahun Bali berjibaku dengan pandemi Covid-19,” ujarnya. 

Lantas Puji Rahayu begitu kerap disapa menyampaikan, umumnya pertumbuhan ekonomi Bali di atas angkat pertumbuhan ekonomi Indonesia. Tetapi, ketika pandemi Covid-1 menghantam Bali, pertumbuhan ekonomi Bali berada di bawah angka Indonesia. Pandemi memperlambat ekonomi di hampir seluruh bagian di dunia, yang berdampak terhadap kunjungan wisatawan asing ke Bali sejak 2020.

Lebih lanjut, pada kuartal kedua 2020, Bali menyentuh angka terendah dalam pertumbuhan ekonomi, hingga menyentuh -12,39%. Tetapi, orang bijak mengatakan, “Pasti ada cahaya di ujung sebuah terowongan”. 

“Setelah KTT G20 sukses digelar pada kuartal ketiga 2022, performa ekonomi Bali menunjukkan tren positif pada kuwartal keempat 2022,” kata Pemimpin Perempuan Pertama OJK KR 8 Bali Nusra, ini. 

Diuraikan, pertumbuhan ekonomi Bali menyentuh angka 6,61%, lebih tinggi dari Indonesia yang hanya berada pada angka 5,01%. Astungkara, Bali mulai mengalami recovery. Pertumbuhan ekonomi ini disebabkan beberapa program utama hasil kolaborasi dengan pemangku kepentingan, seperti kementerian, pemerintah, organisasi, industri keuangan, termasuk juga transformasi digital. Bersama, kita ciptakan ekonomi yang lebih resilient.

Apa yang disampaikan Puji Rahayu merujuk pada Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan 2022, indeks literasi keuangan mengalami peningkatan dari 38,03% pada 2019 ke 49,68% pada 2022, juga indeks inklusi keuangan ikut meningkat dari 76,19% pada 2019 menjadi 85.19% pada 2022. 

“Meski mengalami peningkatan, akses terhadap sumber-sumber keuangan masih menjadi isu yang perlu dipecahkan. Salah satu alasan utama dari hal ini adalah peminjam tidak memiliki cukup data untuk mengakes kelayakan kredit konsumen mereka,” tuturnya.

Secara global katanya, sekitar 1,7 juta orang dewasa tidak memiliki rekening bank atau institusi keuangan lainnya dan hanya mengandalkan uang kertas (World Bank, 2017). 

“Mereka, yang sebagian besar tidak memiliki identitas keuangan, tidak menghasilkan data finansial yang lengkap. Banyak dari mereka tinggal di negara yang sedang berkembang, permasalahan mengenai data konsumen juga dialami negara maju,” imbuhnya.

Iapun mencontohkan, di Amerika Serikat, hampir 50 juta orang dewasa tidak atau hanya memiliki sedikit riwayat kredit untuk menghasilkan kredit skor konvensional (CFPB, 2016). Pengakuan bahwa masalah data ini tidak dapat dipecahkan dalam sistem keuangan tradisional telah membuat para praktisi, regulator, pembuat kebijakan, dan akademis untuk melihat potensi sumber data alternatif yang menjangkau lebih banyak individu, yang sebagian besar para non-finansial, untuk melihat kelayakan kredit mereka.

“Tentu kegiatan kali ini akan mendiskusikan peningkatakn inklusi keuangan melalui sinergi dengan innovative credit scoring dan Lembaga Pengelola Informasi Perkreditan untuk membantu mereka yang tidak dapat dijangkau bank untuk mendapatkan kredit dari penyedia jasa keuangan, mendorong bisnis mereka untuk berkembang lebih jauh,” katanya.

Tentu OJK berharap kolaborasi dalam transformasi digital industri fintech dan sektor penyedia keuangan digital, yang dapat menjadi ujung tombak pemulihan ekonomi nasional. Transformasi ditigal harus mampu mempromosikan pertumbuhan ekonomi nasional, termasuk mendorong sektor mikro melalui platform digital, terutama mentransformasi UMKM menjadi UMKM digital.

“Saya sangat bahagia dengan kehadiran hadirin bersama kami hari ini, dan kami berharap diskusi ini akan menjadi informative, menarik, dan mengesankan bagi semua pihak untuk bertukar ide, mendiskusikan isu-isu krusial, dan belajar dari pengalaman satu sama lain,” harapnya, serya berujar, kami percaya bahwa acara hari ini akan menjadi kesempatan emas untuk terhubung, berjejaring, dan membangun relasi dengan orang-orang hebat yang memiliki passion yang sama dan komitmen untuk pertumbuhan finansial.