balitribune.co.id | Bangli - Hampir tiga tahun bangunan Bendung Yeh Badung di Kelurahan Bebalang, Kecamatan Bangli hancur karena bencana alam. Dampak hancurnya bangunan irigasi tersebut menyebabkan belasan hektar lahan persawahan kini menganggur karena tidak mendapat pasokan air.
Kabid Sumber Daya Air Dinas PUPR Perkim Bangli, Dede Agusta Sastra Yana mengatakan bangunan bendung berfungsi untuk meninggikan muka air sungai sampai ketinggian yang diperlukan agar air bisa mengalir ke salurah irgasi hingga petak sawah. Rusaknya bendung Yeh Badung menyebabkan lahan persawahan seluas hampir 15 hektar tidak teraliri air. Sejatinya rusaknya bangunan irigasi tersebut sudah berlangsung sejak tiga tahun lalu. ”Karena tidak ada air petani tidak bisa lakukan pola tanam padi, petani ada beralih tanam palawija ada juga yang membiarkan lahanya terbangkalai,” ujarnya, Minggu (21/7).
Lanjut Dede Agusta, untuk mengetahui secara pasti kondisi banguan bendung pihaknya bersama tim sudah sempat turun ke lokasi. Kondisi banguan bendung sudah hancur sehingga harus dibangun banguan bendung yang baru. ”Dari hasil penghitungan butuh anggaran besar banguan bendungan yang baru yakni kisaran Rp 2-2,5 miliar,” kata Kabid asal Banjar Geria, Kelurahan Kawan Bangli ini.
Lantas untuk perbaikan, kata Dede Agusta memang sepenuhnya menjadi tanggung jawab pemerintah daerah, oleh karena itu pihaknya akan mengusulkan perbaikan melalui dana Bantuan Khusus Keuangan (BKK) di tahun 2025. “Selain bendung Yeh Badung ada beberapa banguan iriasi di daerah iragasi juga kondisinya rusak, kami sudah menginventarisir kerusakan sehingga kedepanya bisa diusulkan untuk perbaikan,” kata Dede Agusta.