Festival Suwat VII, Spirit Bangkit dengan Air | Bali Tribune
Diposting : 28 December 2021 20:31
ATA - Bali Tribune
Bali Tribune / PERMAINAN LUMPUR – Aksi Permainan Lumpur serangkaian pembukaan Festival Suwat VII.

balitribune.co.id | Gianyar - Meski Pandemi belum berlalu, spirit masyarakat untuk mengendaliannya harus bangkit. Karena itu pula, di pergantian tahun 2021 ke tahun 2022 ini Festival Suwat VII mengajak segenap masyarakat Bali dan dunia untuk bangkit. Dengan mengambil tema Bangkit dengan Air, spirit  agama tirta pun dipersonifikasikan dengan awalan Permainan Lumpur diakhir tahun dan Perang Air (pangkukatan) di awal tahun 2022.

Hal itu diungkapkan oleh Bendesa Desa Adat Suwat Ngakan Putu Sudibya yang menggagas Festival bernuasa spirit air sejak rujuh tahun lalu ini. Di hadapan Wakil Bupati Gianyar, AA Gde Mayun saat Pembukaan Festival, Selasa (28/12) sore, Sudibya menceritakan singkat dibangkitkannya tradisi perang air ini. Di zaman kerajaan, warga Suwat tidak pernah menghaturkan upeti berupa harta benda kelada Raja Gianyar.  Namun cukup dengan menghaturkan air yang diyakini memilili kesucian serta dapat menghilangkan segala mala.  Karena itu pula kehadiran Wakil Bupati yang juga keturunan Raja Gianyar sangat memberikan makna dan spirit histori dalam festival ini.

Festival Suwat VII ini juga dijadikan momentum 2024 menuju wisata destinasi air terbesar di Bali dan Dunia. Karena dengan Airlah adanya sebuat spirit kebangkitan. Karena itu, kungkungan covid-19 dalam dua tahun terakhir ini diharapkan daoat dikendalikan dengan spirit pengendalian. "Menuju Dwstinasi air ini, kami di Suwat terus membanguan kekuatan ekonomi dalam rangka  kemandirian Desa Asat. Kami fokus ke usaha yang berkaitan dengan air mulai dari  Suwat Waterfal, Pancoran tempat engulakatan, terapy air serta kami sedang rmenyiapkan pusat kuliner di Das Sungai," bangganya.

Wakil Bupati Gianyar AA Agung Mayun pun menyampaikan apresiasinya dengan dukungan dana dari Pemkab Gianyar. Lanjut itu membuka Festival yang ditandai dengan aneka permainan lumpur. Mulai dari lari lumpur anak hingga ibu-ibu rumah tangga, perang pukul bantal di lumpur, berjalan di tas bambu dalam lumpur hingga lomba menangkap bebek. Rangkain pembukaan yang berlangsung dengan penerapan prokes secara ketat ini pun dikunjungi sejumlah wisatwan lokal serta pululan fotografer, videografer, youtuber dna pegiat media sosial lainnya.