Ganasnya Terjangan Banjir Bah Api, Akses Jalan Kemoning-Nangka Berubah Jadi Jurang Sedalam 20 Meter | Bali Tribune
Diposting : 28 February 2023 07:57
AGS - Bali Tribune
Bali Tribune/JADI JURANG - Akses jalan penghubung Banjar Kemoning dan Nangka berubah menjadi jurang dalam setelah diterjang banjir di Sungai Bah Api.
balitribune.co.id | Amlapura - Derasnya terjangan banjir yang terjadi beberapa kali di Sungai Bah Api telah memutus total akses jalan penghubung dua banjar dinas, yakni Banjar Dinas Kemoning dan Banjar Dinas Nangka, Desa Buana Giri, Kecamatan Bebandem, Karangasem.
 
Terjangan banjir terparan menurut sejumlah warga disana yakni banjir yang terjadi dua hari lalu, yang telah membuat akses jalan tersebut putus total. Dari pantauan Bali Tribune, Senin (27/2/2023), bahkan badan jalan yang sebelumnya diaspal mulus dengan kualitas bagus tersebut, kini telah berubah menjadi jurang dalam.
 
Dampak bencana alam dengan terjangan banjir Sungai Bah Api yang sangat besar sanggup menghancurkan akses jalan ini. Beton dan kontruksi jalan juga hanyut terbawa derasnya banjir. Saat ini akses jalan ini hanya bisa dilewati oleh pejalan kaki dan sepeda motor, itupun warga harus melintasi medan berbahaya.
 
Pasca putusnya akses jalan ini, warga utamanya siswa yang melintas harus berhati-hati dan mengawasi cuaca di lereng Gunung Agung, karena banjir biasanya menerjang secara tiba-tiba. Mulai rusak itu sekitar satu bulan lalu, waktu itu terjadi banjir besar. Cuman saat itu masih bisa dilewati oleh kendaraan. Nah karena hujan terus terjadi dan banjir juga sering terjadi sehingga akses jalan ini rusak parah, ungkap Ni Komang Erawati, salah seorang warga di Banjar Dinas Nagka.
 
Agar bisa dilewati kendaraan, warga setempat mengerahkan alat berat untuk mengurug jalan tersebut. Namun banjir yang terjadi dua hari lalu sangat besar dan menghanyutkan batu urugan dan seluruh betoin konstruksi jalan tersebut. Saat ini akses jalan tersebut tidak lagi bisa dilewati mobil. Sedangkan sepeda motor yang nekat melintas harus berhati-hati melintasi jurang agar tidak celaka.
 
Hal senada juga disampaikan warga lainnya, I Kadek Sudana. Sejak putusnya akses jalan tersebut, warga utamanya anak-anak kesulitan untuk melintas saat berangkat menuju ke sekolah mereka. Jika mendung, para orang tua di dua dusun ini terpaksa meliburkan anak-anak mereka dari kegiatan belajar di sekolah, karena khawatir banjir akan membahayakan keselamatan anak mereka.
 
Ya kalau sudah mendung, kami para orang tua pasti kahwatir dan terpaksa meliburkan anak kami sekolah, karena takut kalau terjadi banjir, ujarnya. Selain itu akses jalan ini sangat penting, karena merupakan jalur evakuasi warga saat terjadi erupsi Gunung Agung. Untuk itu warga mendesak pemerintah untuk segera membangun jembatan permanen, agar akses jalan itu bisa dilewati kembali dengan aman.