Gerbangsadu Turunkan Angka Kemiskinan 20 Persen | Bali Tribune
Diposting : 8 December 2017 21:08
Ayu Eka Agustini - Bali Tribune
BUMDes
Ketut Lihadnyana

BALI TRIBUNE - Hingga saat ini program Gerakan Pembangunan Desa Terpadu Bali Mandara (Gerbangsadu Mandara) yang berlangsung sejak 2012 lalu mampu mengurangi angka kemiskinan di desa-desa penerima program tersebut.

Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (PMD) Provinsi Bali, Ketut Lihadnyana, mengatakan dalam pelaksanaannya setiap program harus ada evaluasi secara berjenjang dan komprehensif. Dia memaparkan, dari 217 desa yang melaksanakan Gerbangsadu tersebut telah mampu menurunkan angka kemiskinan sekitar 20 persen lebih atau sekitar 18.897 rumahtangga miskin.

“Dari angka itu kita tetap terus mengkaji bagaimana lebih mempercepat penurunan kemiskinan itu,” ujarnya saat penandatanganan MoU antara BUMDes dan pengusaha di Dinas PMD Provinsi Bali, Kamis (7/12). Menurutnya, mempercepat penurunan kemiskinan itu salah satunya dengan mendorong perputaran ekonomi dan mempercepat pembangunan ekonomi di desa.

“Apa yang harus kita lakukan memberdayakan lembaga ekonomi di desa? Yaitu Badan Usaha Milik Desa (BUMDes),” sebut Lihadnyana. Dikatakannya, BUMDes tidak bisa berdiri sendiri, perlu adanya mitra usaha dan kerja sehingga pihaknya mengundang tiga mitra usaha di antaranya Pertamina, Bulog dan Asaparis.

Pertamina kata dia nantinya akan memasok gas Elpiji ke BUMDes sehingga warga dapat membeli dengan harga yang lebih murah. Dia berharap para mitra usaha BUMDes itu juga ikut membantu dalam hal manajemen BUMDes. “Dari aspek pangan kita undang Bulog sehingga masyarakat yang tidak menghadirkan pangan tetap mengkonsumsi pangan juga disipakan oleh BUMDes,” jelas Lihadnyana.

Lebih lanjut dia mengatakan, di Kabupaten Karangasem sekarang ada 22 desa yang terdampak kawasan rawan bencana (KRB), 18 ada diantaranya yang memperoleh Gerbangsadu. “Saat ini pergerakan ekonomi di desa-desa KRB itu kan otomatis terhenti, orang kosong.

Oleh karena itu kita cari upaya bagaimana memberdayakan mereka di daerah pengungsian. Bagaimana anggaran dari pemberdayaan ekonomi di desa itu bisa dimanfaatkan di pengungsian. Ketrampilan dan pemberdayaan itu untuk mengurangi rasa jenuh. Itu sudah dilakukan,” bebernya.