Hilang Dua Hari, Niang Komang Ditemukan Membusuk di Sungai | Bali Tribune
Diposting : 21 March 2022 10:06
ATA - Bali Tribune
Bali Tribune / EVAKUASI – Petugas lakukan evakuasi korban Niang Komang.

balitribune.co.id | GianyarMeski uzur dan linglung, namun fisiknya masih enerjik. Kondisi inilah yang membuat Gusti Nyoman Komang (75), warga Banjr Dukuh Griya, Pejeng Kawan, Tampaksiring berakhir tragis. Setelah hilang dua hari, wanita usia lanjut ini ditemukan sudah tak bernyawa di dasar sungai, Minggu (20/3) pagi.

Proses evakuasi berjalan alot karena kondisi medan yang sangat licin. Dengan melibatkan petugas BPBD bersama warga, proses evakuasi dilakukan dengan mengambil jalan memutar menuju jalan umum. Secara estapet, proses evakuasi melibatkan belasan orang dan jenasah setesampai di ambulan kantas  langsung dibawa ke Setra Adat setempat untuk proses penguburan.

Menurut keterangan anak korban, Dewa Budiana, Niang Komang  memang sering meninggalkan rumah dna mencari anaknya yang tinggal di Banjar Pedapdapan, Pejeng yang jaraknya sekitar 3 Km. Namun Korban lebih sering menggunakan jalan pintas lama yang masih tersimpan dalam ingatannya. Hanya saja jalan ini tidak ada yang melintas lagi, sehingga kondisinya bersemak dan di bihir sungai sangat licin. "Niang memang selalu memilih jalan lama ini. Karena musim hujan jalan pun licin dan diduga niang tergelincing dan jatuh ke sungai Bubung di Banjar Tatiapi Kaja, Pejeng Kawan, Tampaksiring," ungkapnya.

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Gianyar, Ida Bagus Putu Suamba, membenarkan temuan jenasah nenek di sungai. Disebutka  korban dilaporkan hilang dua hari lantas  ditemukan sudah menjadi mayat di tukad bubung Banjar Tatiapi Kaja,  Dikatakan, tubuh korban pertama kali ditemukan oleh keluarganya sekitar pukul 06.00. “Yang bersangkutan sering jalan sendiri mencari anaknya yang tinggal di Banjar Pedapdapan Pejeng, jalan lewat semak-semak dan sawah,” ungkapnya.

Temuan korban langsung dilaporkan kepada warga setempat. Selanjutnya, menerima informasi, warga beramai-ramai mengevakuasi korban yang telah diikat di bambu. Kemudian menggotong menuju atas. “Dievakuasi oleh warga. Berlangsung aman dan lancar,” jelasnya.

Korban juga langsung dibawa setra. “Menurut adat, jenazah langsung dibawa ke setra untuk dikubur," jelasnya.