BALI TRIBUNE - Warga Banjar/Desa Kerta, Payangan, Senin (24/4) digegerkan dengan penemuan bayi yang baru lahir nyangkut di lereng jurang. Mayat bayi berjenis kelamin laki-laki itu meninggal beberapa jam sebelum ditemukan. Dari hasil olah TKP dan visum luar, ditemukan sejumlah luka di tubuh bayi malang tersebut.
Dari pengakuan Ni Luh Tunjung (50), warga Banjar/Desa Kerta, pagi itu sekitar pukul 07.30 Wita, dirinya hendak mencari kayu bakar. Pada pangkal rumpun bambu di lereng jurang, diirnya menemukan sesosok mayat. Temuan itu kemudian diberitahukan ke suaminya, I Ketut Telpin. “Setelah kami dekati, kami sangat terkejut karena ternyata mayat bayi,” terang Tunjung.
Temuan itu lantas dilaporkan ke kepala desa setempat, lanjut ke Mapolsek Payangan. Beberapa menit kemudian, sejumlah petugas dan warga berdatangan ke lokasi. “Kami menerima laporan temuan bayi ini sekitar pukul 09.30 Wita. Berserta jajaran mendatangi lokasi dan berkoordiansi dengan Petugas Puskesmas,” ungkap Kanit Reskrim Polsek Payangan, Iptu I Made Mertha.
Dari lokasi temuan, mayat bayi laki-laki itu langsung dievakuasi ke RSU Sanjiwani Gianyar. Setelah dilakukan visum luar, ditemukan sejumlah luka di tubuh bayi malang tersebut. Namun demikian, belum dapat dipastikan apakah bayi itu dibuang hidup-hidup atau dibunuh sebelum dibuang.
Usai melakukan visum luar, dr Dwipayana di RSU Sanjiwani memperkirakan jika bayi itu sudah meninggal lebih dari dua jam sebelum ditemukan. Bayi laki-laki dengan panjang 41 cm dan berat 2,6 kg itu dipastikan lahir dengan usia kandungan 36 minggu.
“Luka-luka memang kami temukan di tubuhnya, namun belum dapat dipastikan apakah karena kekerasan atau luka akibat dibuang ke jurang,”terangnya.
Dengan temuan bayi ini, kini jajaran Polres Gianyar sudah mengantongi tiga mayat bayi/orok yang tak bertuan. Mayat bayi tersebut ditemukan di Blahbatuh pada tahun 2014, di Desa Tulikup tahun 2016 dan terakhir bayi laki-laki di Payangan ini. Pengungkapan kasus temuan bayi/orok ini kerap menuai kendala lantaran minimnya petunjuk.