BALI TRIBUNE - Terobosan yang dilakukan pemerintah Provinsi Bali yang berkomitmen mendorong kemajuan sektor peternakan, khususnya yang berkaitan dengan peningkatan produksi dan kualitas sapi Bali rupanya bak gayung bersambut. Seperti diberitakan sebelumnya, Gubernur Bali, Made Mangku Pastika, saat menerima rombongan dari Kumamoto Prefecture Jepang akan bekerja sama dalam meningkatkan kualitas produksi dan kualitas sapi Bali.
Menanggapi apa yang disampaikan Gubernur, Kepala Bidang Pembibitan dan Produksi Ternak Dinas Peternakan Provinsi Bali, I Wayan Mardiana, seizin Kadisnya menjelaskan, kualitas daging sapi Bali dari diakui teksturnya masih keras sehingga masih sulit diterima disektor pariwisata (hotel, restoran) pasalnya pengelolaan sapi Bali masih tradisional. “ Kadar lemak sapi Bali tergolong rendah, padahal yang diinginkan sekelas Wagyu, masih ada lemak dan kalau dimakan empuk, ada cita rasanya,” ungkapnya.
Selain itu, sapi di Bali kebanyakan dipotong pada umur tua. Sementara di Jepang, saat usia dua tahun sapi sudah dipotong yang rata rata beratnya mencapai 200 kg. Di samping juga peternak kita hanya sekedar memberikan makanan rumput tanpa makanan tambahan. “Kita akui memang selama ini peternak sapi Bali paling sapinya hanya diberi makan rumput tanpa makanan tambahan lainnya, jelas ini mempengaruhi berat badan dan tekstur daging. Belum lagi masa potongnya cukup lama,” kata dia.
Ia berharap dengan adanya kerja sama dengan Jepang, kualitas sapi Bali bisa ditingkatkan melalui inovasi dan transfer teknologi sehingga mampu meningkatkan kesejahteraan petani. Namun untuk menuju ke sana butuh waktu, apalagi sekarang baru tahap penjajagan dan realisasi pelaksanaan kalau tidak ada aral melintang baru bisa direalisasikan pada 2018. “Harapannya, inovasi ini dapat meningkatkan kualitas sapi Bali tanpa mengubah kemurnian sapi Bali itu sendiri,” ujarnya.
Dalam kesempatan ini, Mardiana memaparkan data kebutuhan dan kondisi terkahir sapi Bali. Kebutuhan daging sapi yang diimpor berdasarkan data tahun 2016 mencapai 1.800 ton. Daging sapi itu didatangkan dari New Zealand dan Australia. Sedangkan kebutuhan lokal sendiri, pada tahun 2016 lalu terdata mencapai 36.758 ekor. Jumlah total populasi sapi di Bali tahun 2016 berdasarkan kelompok umur dari seluruh Kabupaten/Kota 546.136 ekor.